Kadaplak, Olahraga Ekstrem Tradisional Petani Lembang (1)

Warga memacu kadaplak atau rorodaan saat gelaran Lomba Balap Kadaplak di Kampung Batuloceng, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/11).

Ahmad (24) berpose bersama kadaplaknya saat mengikuti gelaran Lomba Balap Kadaplak di Kampung Batuloceng, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/11).

Warga memacu kadaplak atau rorodaan saat gelaran Lomba Balap Kadaplak di Kampung Batuloceng, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/11).

Warga memacu kadaplak atau rorodaan saat gelaran Lomba Balap Kadaplak di Kampung Batuloceng, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/11).

Warga membawa kadaplak atau rorodaan saat gelaran Lomba Balap Kadaplak di Kampung Batuloceng, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/11).

Warga terjatuh saat memacu kadaplak atau rorodaan pada gelaran Lomba Balap Kadaplak di Kampung Batuloceng, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/11).

Rep: Abdan Syakura Red: Yogi Ardhi

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Olahraga ekstrem tidak selamanya identik dengan kaum urban di perkotaan. Warga sebuah Desa Batuloceng di Kecamatan Lembang mengakrabi 'olahraga' yang tidak kalah ekstrim.

Adalah kadaplak sebuah alat angkut tradisional yang digunakan warga desa untuk mengangkut hasil bumi berupa daun tembakau pada era penjajahan Belanda. Kadaplak menggantikan peran troli di mall di jaman sekarang. Kereta kadaplak terbuat dari bambu dan kayu menggunakan roda berdiameter 20-30cm terbuat dari kayu.

Kadaplak ini yang kini digunakan untuk memacu adrenalin penggunanya saat menuruni jalan di perbukitan sepanjang hampir 100 meter. Diperlukan nyali ekstra mengendarai kadaplak di jalan curam. Karena 'kendaraan' ini tidak dilengkapi kemudi dan rem.

 
Berita Terpopuler