Luncurkan Satelit Kedua, BRI Gandeng 15 Perusahaan Telko

Peluncuran satelit untuk menambah kapasitas BRI yang mendukung operasional di pelosok

Republika/Rakhmawaty La'lang
Ruang kendali/pantau satelit BRI
Rep: Novita Intan Red: Friska Yolanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah melakukan uji tuntas atau due diligence dengan 15 perusahaan telko. Adapun kerja sama ini terkait dengan peluncuran satelit kedua pada 2023 mendatang. 

Baca Juga

Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo mengatakan, salah satu yang ikut aksi korporasi tersebut adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. “Kita butuh penambahan penambahan kapasitas. Bagaimana bisa melayani ke depan untuk mendukung operasional BRI,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (30/8).

Menurutnya satelit baru ini memiliki teknologi lebih efisien atau High Throughput Satellite (HTS), melengkapi satelit BRIsat yang sudah dimiliki BRI sebelumnya. Adapun peluncuran satelit baru juga mendukung operasional BRI ke pelok-pelosok nusantara.

“Ke depan sudah masuk broadband. Memang sudah berkembang pilihan teknologi lain namanya HTS. Diperkirakan 2023 satelit BRI sudah tidak mencukupi lagi, butuh tambahan kapasitas,” jelasnya.

Indra menjelaskan perseroan telah membuka berbagai skema kerja sama. Tujuannya untuk memenuhi bandwidth yang dibutuhkan perseroan, termasuk memanfaatkan perusahaan telko yang memiliki kapasitas tak terpakai.

"Belum tentu peluncuran satelit baru. Kemungkinan ada sih, tapi juga bukan sendiri. Pasti merupakan joint, bagi BRI kan yang penting bandwidth-nya, bukan peluncurannya,” ucapnya.

BRIsat diluncurkan pada 18 Juni 2016 lalu di Guyana Perancis dan menjadikan Bank BRI sebagai bank pertama dan satu satunya di dunia yang memiliki dan mengoperasikan satelit sendiri. 

Proses pembuatan BRIsat memakan waktu 25 bulan. Perakitan satelit dilakukan Space Systems / Loral di Palo Alto - California, sedangkan kendaraan peluncurnya menggunakan Arianespace lima buatan Prancis.

 
Berita Terpopuler