Suap Impor Bawang, Fadli Zon: Ada Perburuan Rente

Fadli Zon meminta kebijakan impor dibenahi.

Republika/Farah
Wakil ketua DPR Fadli Zon saat ditemui di sela-sela acara tasyakur penyair Taufiq Ismail di Jakarta, Sabtu (29/6)
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyatakan, banyaknya permasalahan dalam aktivitas impor sejumlah komoditas disebabkan aktivitas perburuan rente. Ia meminta agar kebijakan impor dibenahi.

"Impor banyak masalah. Dalam setiap impor sering kali terjadi perburuan rente, terkait dengan harga yang memang disparitasnya cukup tinggi, ini yang disayangkan," kata Fadli Zon di Jakarta, Kamis (8/8).

Politisi Partai Gerindra itu juga mencontohkan, impor komoditas bawang sebenarnya juga merugikan petani di berbagai daerah yang telah memproduksi bawang. Apalagi bila impor dilakukan saat panen.

Ia menegaskan, seharusnya dari sisi kebijakan terkait aktivitas impor berbagai komoditas harus dibenahi dengan baik dan benar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sebagaimana diwartakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebutkan suap terhadap anggota Komisi VI DPR RI terkait dengan impor bawang putih juga menggunakan fasilitas money changer.

Sebelumnya, KPK telah mengamankan bukti transfer sekitar Rp 2 miliar dan uang dalam bentuk dolar AS terkait dengan operasi tangkap tangan di Jakarta.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa pihaknya mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk di antaranya bukti transaksi perbankan yang diduga menggunakan money changer dengan lebih dari Rp2 miliar.

"Jadi, ada transfer yang menggunakan fasilitas money changer yang kami indikasikan itu ditujukan untuk salah satu anggota DPR RI di Komisi VI terkait dengan impor bawang putih," kata Febri Diansyah.

Bukti uang dalam bentuk dolar AS diamankan dari orang kepercayaan anggota Komisi VI DPR RI tersebut.


Baca Juga

 
Berita Terpopuler