The Fed Turunkan Suku Bunga, Kepercayaan Diri Investor Naik

Momentum penurunan suku bunga acuan The Fed masih akan membuat inflasi terjaga.

Republika/Prayogi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (30/7).
Rep: Rahayu Subekti Red: Friska Yolanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federal Reserve (The Fed) sudah menurunkan suku bunga acuannya menjadi dua sampai 2,25 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan hal tersebut akan berdampak positif kepada investor. 

Baca Juga

"Ruang The Fed menurunkan suku bunga maka kepercayaan diri terutama investor akan meningkat," kata Sri di Gedung Kementerian Keuangan, Kamis (1/8). 

Selain itu, Sri mengatakan inflasi Indonesia juga dalam keadaan baik sehingga stabilitas harga masih bisa terjaga. Dia mengharapkan dengan momentum penurunan suku bunga acuan The Fed masih akan membuat inflasi terjaga. 

Sri masih yakin mulai kuartal ketiga hingga semester dua nanti momentum inflasi yang stabil akan terlihat. "Memang ada perusahan di bidang sektor tertentu yang mengalami tekanan akibat tahun lalu kenaikkan suku bunga, kenaikkan nilai tukar, dan perlemahan dari ekspor," jelas Sri. 

Dia menilai dari sisi domestik untuk selanjutnya juga akan ada suatu momentum yang positif. Begitu juga dengan lingkungan globalnya juga memberikan dukungan yang positif setelah pemangkasan suku bungan The Fed.

"Jadi kita harap mungkin di kuartal tiga atau semester kedua nanti momentum ini bisa membawa dampak yang lebih positif," tutur Sri.

Penurunan suku bunga The Fed menjadi pertama kalinya sejak Desember 2008 selama kedalaman resesi hebat. The Fed memangkas suku bunganya ke rekor terendah mendekati nol dan mempertahankannya di sana sampai 2015.

Selain pemotongan suku bunganya, The Fed juga mengatakan akan berhenti menyusutkan portofolio obligasi yang sangat besar pada Agustus 2019. Hal tersebut menjadi keputusan yang dua bulan lebih cepat dari yang direncanakan.

Langkah tersebut dilakukan untuk menghindari tekanan ke atas pada suku bunga pinjaman jangka panjang. The Fed juga agresif membeli obligasi Treasury dan hipotek setelah krisis keuangan untuk menurunkan suku bunga jangka panjang tetapi secara bertahap menyusut neraca keuangannya karena ekonomi menguat. 

 
Berita Terpopuler