Luhut: Pabrik Baterai tak Hanya Dibangun Cina

Pembangunan pabrik litium di Morowali akan dikerjakan konsorsium perusahaan dunia.

Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan
Rep: Sapto Andika Candra Red: Friska Yolanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pembahasan rencana pembangunan pabrik baterai litium di Morowali, Sulawesi Tengah, terus berjalan. Pabrik yang akan dibangun di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) ini akan menjadi yang terbesar di Indonesia, sekaligus memasok kebutuhan baterai litium untuk mobil listrik. Investasi senilai 5 miliar dolar AS untuk pabrik litium ini sejalan pula dengan penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) tentang mobil listrik yang akan segera terbit. 

Baca Juga

Luhut menjelaskan, pembangunan pabrik litium di Morowali akan dikerjakan oleh konsorsium perusahaan-perusahaan raksasa dunia. Nama-nama besar yang sudah berkiprah di industri otomotif akan ikut masuk, antara Mercedes-Benz, Volkswagen, hingga Tesla yang dimiliki miliarder AS, Elon Musk. Selain itu, konsorsium juga akan diramaikan oleh produsen baterai asal Cina, Contemporary Amperex Technology Co Ltd atau CATL, dan perusahaan elektronik Korea Selatan, LG.  

"Jadi jangan dikira sekarang Morowali itu Cina-Cina saja. Nggak ada urusan Cina itu sekarang, urusannya sudah konsorsium," jelas Luhut di Istana Negara, Selasa (23/7). 

Nantinya, imbuh Luhut, produksi baterai litium di Morowali akan menggunakan bahan baku lokal. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, baterai litium yang diproduksi nanti akan diekspor ke pasar dunia, termasuk untuk memasok kebutuhan Tesla yang memang dikenal produsen mobil listrik. 

Pemerintah, ujar Luhut, juga sedang berunding dengan konsorsium agar pabrik baterai litium juga dibangun di Karawang, Bekasi, atau Purwakarta di Jawa Barat. Alasannya, saat ini pabrikan mobil asal Korea Selatan, Hyundai, sedang merampungkan pabriknya di Karawang. Pembangunan pabrik baterai litium yang dekat dengan industri milik Hyundai diharapkan bisa mempermudah distribusi bahan baku mobil listrik. 

"Karena tadi mobilnya Hyundai akan kita buat di daerah Karawang, Bekasi, Purwakarta, supaya lebih cepat. Pikiran praktis aja. Tapi kita coba nanti kalau mereka mau," katanya. 

Pembangunan pabrik baterai litium ditargetkan akan rampung dalam tiga tahun ke depan. Terbitnya Perpres Mobil Listrik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelum akhir Juli 2019 ini juga diharapkan bisa mempercepat industrialisasi beterai litium.

 
Berita Terpopuler