Psikolog Sarankan Anak Dibiarkan Bosan Selama Libur

Anak perlu dibiarkan mengekspresikan diri sebebasnya untuk temukan kreativitasnya.

Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain di jembatan penyeberangan orang (JPO) Jayakarta di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (25/4).
Rep: Adysha Citra Ramadhani Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua biasanya merencanakan beragam kegiatan hingga kursus untuk mengisi waktu libur panjang sekolah agar anak tidak merasa bosan. Psikolog anak menilai anak-anak sebenarnya boleh dibiarkan merasa bosan tanpa diberondong kegiatan selama libur panjang.

Apa alasannya?

Ketika merencanakan beragam kegiatan untuk mengisi libur panjang anak, orang tua sebenarnya tanpa sadar sedang menghalangi anak-anak untuk menemukan sendiri minat mereka yang sebenarnya. Anak-anak perlu dibiarkan untuk mencari sendiri cara menyibukkan diri dengan kegiatan santai yang dapat membuat mereka merasa bahagia.

Mengatur tiap kegiatan anak selama libur panjang hanya akan mencegah anak-anak untuk belajar melakukan sesuatu dengan cara mereka sendiri.

Seperti dilansir dari Times of India, imajinasi dan rasa bosan memiliki keterkaitan tersendiri. Sebagai contoh, orang dewasa yang merasa bosan cenderung akan menyibukkan diri dengan kegiatan yang dapat mengusir rasa bosan tersebut. Kegiatan ini dapat berupa membaca buku, memasak atau bahkan sekedar berjalan mengelilingi area perumahan.

Ketika orang tua merencanakan semua kegiatan untuk anak, orang tua sebenarnya mencegah stimuli internal anak untuk berkembang. Padahal stimuli internal ini penting untuk mengembangkan sisi kreativitas anak.

Para ahli menilai bahwa kebosanan merupakan stumuli pertumbuhan yang penting. Kapasitas untuk merasa bosan juga merupakan bagian dari pencapaian pertumbuhan. Kebosanan akan membantu anak untuk bersantai sejenak dan melakukan refleksi.

Alih-alih menyusun semua rencana anak selama libur panjang, orang tua sebaiknya duduk bersama anak dan menentukan apa yang anak mau lakukan dan sukai selama libur panjang. Biarkan anak untuk mengekspresikan diri sebebasnya.

Setiap kali anak mengeluh bosan, orang tua dapat berunding kembali dengan anak mengenai daftar kegiatan yang sudah disusun bersama-sama dan mencari alternatif lain yang lebih menyenangkan.

Rasa bosan tak sepenuhnya buruk. Faktanya, rasa bosan yang dirasakan anak sebenarnya merupakan batu loncatan bagi mereka untuk bisa menjadi mandiri dan bergantung pada diri sendiri.



Baca Juga

 
Berita Terpopuler