IDAI: Faktor Lingkungan Jadi Alasan Anak Rentan DBD

Saat ini DBD tak hanya diidap anak-anak namun juga orang dewasa

Republika/ Wihdan
Kasus DBD Jakarta. Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Rep: Inas Widyanuratikah Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan faktor lingkungan mempengaruhi kerentanan anak terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal itu dikatakan Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI, Anggraini Alam, Rabu (6/2).

Baca Juga

"Memang yang namanya penyakit itu ada faktor lingkungan. Ada banyak air menggenang, untuk pemeriksaan jentik nyamuk perlu ditingkatkan jadi kesadaran masyarakat yang perlu ditingkatkan," kata Anggraini pada Republika.

Ia mengatakan, sejak dulu DBD memang kerap menyerang usia anak. Bahkan ada anak balita juga terkena DBD. Anggraini juga pernah menemukan satu kasus ibu hamil yang terkena DBD dan anaknya juga terinfeksi.

Meskipun DBD lebih sering menyerang anak usia di bawah lima tahun pada masa lalu, saat ini korban DBD lebih luas rentang umurnya. Tidak sedikit penyakit ini menyerang anak di bawah usia 15 tahun bahkan orang dewasa. 

Anak cenderung lebih rentan karena sering berada di dalam rumah. Sementara nyamuk DBD adalah nyamuk rumahan dan juga sering berada di sekitar lingkungan anak-anak. Nyamuk DBD juga dapat terbang sejauh 200 meter sehingga tidak hanya rumah sendiri yang harus bersih namun juga lingkungan tetangga. 

"Kalau anak kan pagi sampai siang, sore di ruangan. Itulah tempatnya untuk terkena tinggi. Lain dengan orang dewasa yang kemana-mana," kata Anggraini menjelaskan.

 
Berita Terpopuler