84 Jenazah Korban Tsunami di RSUD Pandeglang Sulit Dikenali

RSUD Berkah Pandeglang, tak memiliki lemari pendingin yang cukup menampung jenazah.

Antara/Aurora Rinjani
Sejumlah bangunan rata dengan tanah akibat terjangan tsunami di Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Senin (24/12/2018).
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Sebanyak 84 jenazah korban tsunami Perairan Selat Sunda,Sabtu (22/12) malam, mulai sulit dikenali di RSUD Berkah Pandeglang, Banten. Korban belum berhasil diidentifikasi.

"Semua jenazah itu belum teridentifikasi  dan kondisinya sudah sulit dikenali keluarga," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Raden Dewi Sentani saat ditemui di Posko Utama Bencana Tsunami, Labuan,Pandeglang, Selasa (25/12).

Pengelola RSUD Berkah Pandeglang tidak memiliki fasilitas lemari pendingin mayat dengan jumlah kapasitas banyak. Sehingga jenazah disimpan di ruangan tanpa pendingin yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.

Raden Dewi Sentani meminta Kementerian Kesehatan dapat membantu menyalurkan alat kontainer freezer untuk menyimpan jenazah yang bisa menampung dengan jumlah banyak. "Kami mengusulkan kepada petugas agar jenazah yang tidak dikenali itu di foto agar bisa diketahui ciri-cirinya oleh keluarga mereka," katanya.

Baca juga, Tsunami Anyer Disebabkan Fenomena Alam Ganda.

Menurut dia, apabila jenazah itu lebih dari sepekan maka sebaiknya dimakamkan secara massal. Sebab, mayat itu mengeluarkan bau tidak sedap juga bisa menimbulkan gangguan penyakit.

Kemungkinan jenazah itu masih bertambah, karena beberapa titik yang terdampak gelombang tsunami belum ditemukan dan hilang. "Kami mendesak bantuan kontainer frezeer segera disalurkan ke RSUD agar bisa menampung jenazah itu," katanya menjelaskan.

 
Berita Terpopuler