Cerita Dekan FKUI Ketika Menerima Pasien HIV Kronis

Pasien umumnya datang ketika berat badan sudah turun, diare kronis hingga TBC

Antara/Wahyu Putro A
Seorang warga melakukan cek VCT atau tes HIV/AIDS dalam rangka peringatan Hari Aids Sedunia yang diselenggarakan oleh Forum LSM Peduli AIDS di Kawasan Bundaran HI Jakarta, Ahad (3/12).
Rep: Desy Susilawati Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanggal 1 Desember 2018 di peringati sebagai  hari AIDS sedunia. Penetapan tanggal ini telah berumur 30 tahun. Virus HIV akan menyerang sistim kekebalan tubuh manusia sehingga pasien yang terinfeksi oleh kuman HIV ini akan mengalami berbagai infeksi oportunistik yang bisa mematikan penderitanya. 

Saat ini data di Indonesia menyebutkan bahwa penderita HIV AIDS mencapai hampir 650 ribu penduduk. Jakarta masih dilaporkan terbanyak jumlah HIV di Indonesia. 

"Menjadi PR kita semua mengingat Jakarta sebagai ibu kota negara mustinya kesadaran masyarakat sudah tinggi agar terhindar dari penyakit HIV AIDS penyakit virus yang bisa dicegah penularannya," ujar Dekan FKUI, Prof Ari F Syam kepada Republika.co.id, Selasa (5/11).

Pada hari AIDS dunia ini, ia mengaku diingatkan kembali akan kasus HIV AIDS yang ia diagnosis pertama kali. Sebagian besar pasien-pasien ini sudah berobat ke dokter lain tapi diagnosis HIV belum terpikirkan oleh dokter-dokter sebelumnya.

Umur pasien juga bervariasi ada yang baru berumur 25 tahun bahkan ada yang berumur 65 tahun. Profesinya juga macam-macam dari mulai penjaja seks sampai ibu rumah tangga. "Jadi boleh dibilang bahwa HIV,  dapat diderita oleh  siapa saja dan dari semua kalangan," tambahnya.

Sayangnya menurut dia sebagian besar pasien datang dengan diare kronis, diare yang sudah berlangsung lebih dari dua pekan. Pasien juga datang dengan berat badan turun.

Faktor risiko menjadi tidak jelas ketika pasien bukan pengguna narkoba jarum suntik, bukan pelaku seks bebas baik dengan lawan jenis maupun sejenis. Gejala-gejala pertama yang muncul bisa macam-macam, ada juga pasien yang terdiagnosis setelah tindakan  endoskopi ditemukan jamur pada kerongkongannya (esofagus).

Lidah yang putih akibat jamur disertai berat badan turun juga perlu diduga disebabkan oleh virus HIV. TBC paru pada pasien dengan risiko tinggi menderita HIV AIDS harus dievaluasi kemungkinan terinfeksi HIV. 

"Kadang kala terjadi gangguan kulit pasien yang terjadi terutama pada tangan pasien bisa menjadi gejala awal HIV AIDS. Bahkan ada pasien yang datang sudah kejang-kejang akibat virus HIV sudah mengenai otaknya," ucap dia. 

Ia pun mengatakan dengan semakin banyak kasus HIV ditengah masyarakat mustinya kemampuan dokter untuk mendeteksi kasus ini tinggi. Semakin cepat diobati semakin cepat kita mencegah komplikasi yang terjadi. Saat ini pasien-pasiennya yang diobati dan harus minum obat seumur hidup dan juga obatnya gratis dari pemerintah bisa hidup normal tanpa keluhan bahkan berat badan mereka sudah kembali seperti sebelum sakit. 

Seks bebas merupakan faktor risiko utama bagaimana virus tersebut berpindah dari satu orang ke orang lain. Suami atau istri yang menderita HIV akan menularkan kepada istri atau suaminya. Ibu penderita HIV bisa menularkan kepada anak-anak yang dilahirkan. 

Orang serumah atau orang sekantor atau teman sekolah dengan penderita HIV tidak akan tertular kalau hanya sekedar ngobrol atau bekerja salam satu tim, makan bersama, berenang bersama atau duduk dalam ruangan yang sama. 

Stigma yang menakutkan bahwa penderita HIV harus dikucilkan sebenarnya tidak perlu terjadi lagi saat ini. Buat para penderitapun dengan obat anti retroviral (ARV) saat ini yang tersedia mustinya tidak perlu bersedih hati mengenai masa depannya karena dengan minum obat secara teratur dan tidak terputus kualitas hidup penderita  HIV akan lebih baik dan dan tidak akan berbeda dengan orang tanpa HIV. 

Kasus ini bisa dicegah dan angka kejadiannya bisa ditekan dengan kesungguhan kita semua agar jumlah kasus ini tidak meningkat. Buat siapapun yang berisiko silahkan periksa status HIVnya untuk mengetahui apakah anda mempunyai virus HIV atau tidak. Semakin cepat di deteksi semakin cepat diobati semakin rendah menularkan ke orang lain.

 
Berita Terpopuler