Siapakah Uzair?

Adapun kisah lengkap Uzair disebutkan dalam Alquran.

Dalam Alquran Nabi Musa dan Nabi Khidir bertemu di sebuah lokasi (Ilustrasi)
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Syafruddin el-Fikri

JAKARTA -- Mungkin banyak umat Islam yang bertanya, ''Siapa sesungguhnya Uzair yang dimaksud?'' Seorang nabikah ia? Apa keistimewaannya dan bagaimana kisahnya di dalam Alquran?

Pertanyaan di atas sangat lumrah karena memang tak banyak penulis sejarah Islam yang menuliskan kisahnya. Bahkan, banyak ulama yang meragukan kenabian dan kerasulannya. Sebab, tak disebutkan secara jelas mengenai kenabian maupun kerasulannya itu.

Namun, ada juga sekelompok ulama yang menganggapnya sebagai seorang nabi. Sebagaimana dalam hadis Rasulullah SAW, disebutkan jumlah nabi itu sebanyak 124 ribu orang dan jumlah rasul sebanyak 313 orang. Lihat penjelasan nabi dan rasul ini dalam Aqidah al-Awwam karya Syekh Ahmad Marzuqy dan Nur azh-Zhalam syarh Aqidah al-Awwam karya Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawy al-Bantany.

Siapakah Uzair?

Dikisahkan, pada suatu hari Uzair sedang melintas di sebuah negeri yang porak poranda. Pendapat yang masyhur mengatakan, negeri yang dilintasi itu adalah Baitul Muqaddas, Palestina. Ia melintasinya setelah negeri itu dulunya dihancurkan oleh Bukhtunnashir. Penduduknya juga terbunuh sehingga negeri itu tampak sepi.

Uzair melintasi bangunan-bangunan yang telah roboh. Ia berhenti sambil merenungkan mengapa kondisi itu bisa terjadi, padahal sebelumnya ramai. "Bagaimana Allah akan menghidupkan kampung ini setelah ia mati?" Hal itu diucapkannya setelah ia melihat kehancuran kampung yang dahsyat. Kemudian, Allah mematikannya selama 100 tahun.

Allah menghidupkannya kembali. Pertama adalah matanya agar ia bisa melihat, berikutnya adalah anggota badannya. Ketika ia terbangun, Allah bertanya kepadanya melalui perantara malaikat. "Berapa lama kamu tinggal?" Ia menjawab, "Satu atau setengah hari." Karena ketika ia merasa tertidur, waktunya siang hari dan ketika bangkit juga pada siang hari.

Lalu Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu telah tinggal di sini selama 100 tahun. Lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikanmu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali; kemudian Kami membalutnya dengan daging."Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati), ia pun berkata, "Saya yakin bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.'' (QS al-Baqarah [2]: 259).

Setelah yakin akan kekuasaan Allah itu, Uzair kembali ke kampung dengan menaiki keledainya. Ia menyaksikan kampung itu sudah banyak diisi oleh manusia. Ketika melewati orang-orang, ternyata mereka tidak mengenalinya lagi. Ia pun mendatangi rumahnya dan di sana ada seorang wanita buta yang berusia sekitar 120 tahun.

Sebagaimana dikisahkan Ibnu Katsir, saat Uzair meninggalkan kaumnya, wanita itu berusia 20 tahun dan sebelumnya mengenal Uzair dengan baik. "Wahai Ibu, apakah ini rumah Uzair?" tanyanya. Wanita itu membenarkannya dan menangis. Sebab, selama 100 tahun tak ada orang yang menyebut nama tersebut.

Uzair pun memperkenalkan dirinya dan menceritakan tentang kematiannya selama 100 tahun. Wanita itu tak memercayainya begitu saja. Uzair adalah seseorang yang mustajab doanya. Dan, ia senantiasa mendoakan orang yang sakit dan tertimpa musibah untuk diberikan kesehatan dan kesembuhan. "Berdoalah kepada Allah agar mengembalikan penglihatanku sehingga aku bisa mengenalimu."

Uzair berdoa untuk kesembuhan wanita itu. Ia kemudian mengusapkan kedua tangannya ke mata perempuan tua itu. Atas izin Allah, wanita itu pun sembuh dan bisa mengenali Uzair.

Wanita itu kemudian mendatangi orang-orang Bani Israil dan mengatakan bahwa Uzair telah kembali. Namun, Bani Israil itu tak langsung memercayainya. Setelah wanita itu bersaksi siapa dirinya, dengan serta-merta orang Yahudi itu mengatakan bahwa Uzair adalah anak Allah. Anaknya pun mengenali Uzair dari tanda hitam yang ada di antara kedua pundaknya. Mereka pun akhirnya meminta Uzair untuk membacakan kitab Taurat sebab di antara mereka sudah tidak ada lagi yang paham tentang kitab Taurat karena telah dibakar oleh Bukhtunnashir.

Ayahnya Uzair, Sarukha, telah menyembunyikan sebuah kitab Taurat di salah satu tempat dan hanya Uzair yang tahu tempat itu. Maka, ia pun menggalinya dan mengeluarkan Taurat dari dalam tanah.

 

 
Berita Terpopuler