Sosialisasi Imunisasi MR Diminta Libatkan Tokoh Agama

Apkasi menilai gerakan KB dan pekan imunisasi nasional alami kemunduran

Republika/Neni Ridarineni
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) mendorong dan meminta sosialisasi imunisasi campak rubela (measles rubella/MR) melibatkan tokoh agama dan tokoh keluarga. Ketua Apkasi Bidang Kesehatan Hasto Wardoyo mengatakan pihaknya mendorong kolaborasi pemda dengan para pengurus MUI setempat dan tokoh agama.

Baca Juga

"Kemudian mereka selalu adakan sosialisasi yang melibatkan tokoh agama (toma) dan tokoh keluarga," ujar pria yang juga Bupati Kulomprogo tersebut saat dihubungi Republika, Selasa (23/10) malam.

Selain dua hal itu, dia menambahkan, Apkasi berharap gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) tidak hanya dimaknai dengam tiga hal seperti makan sayur, olahraga dan periksa laboratorium. 

"Apkasi berharap gerakan Imunisasi seperti pekan imunisasi nasional (PIN) dan masalah gerakan KB bisa digalakkan. Sebab, keduanya mengalami kemunduran," katanya.

Ia menganalisis ada dua sebab mengapa cakupan imunisasi MR diluar Jawa masih rendah. Pertama, karena ketidaktauan untuk itu Apkasi mendorong pemda priaktif melakukan edukasi tentang vaksinasi dan bahayanya jika tidak melakukan vaksin terhadap kejadian Rubela dan campak pada anak. Kedua, dia menambahkan, ada sebagian yang punya keyakinan menganggap haram vaksin MR ini. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang diterima Republika, cakupan imunisasi MR secara nasional masih 64,27 persen hingga Selasa (23/10) pukul 18.00 WIB. Realisasi pemberian perpanjangan imunisasi MR masih jauh dari target yaitu 95 persen. Adapun provinsi yang cakupan imunisasi MR terendah yaitu Aceh yaitu 8,9 persen dan cakupan tertinggi Papua Barat yaitu 98,95 persen. N 

 
Berita Terpopuler