Malaysia Gencarkan Potensi Ekspor Halal

Industri dan produk halal justru datang dari negara non-Muslim.

Republika/Agung Supriyanto
Produk Halal (ilustrasi)
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sektor ekspor halal Malaysia berkembang 1,2 miliar ringgit Malaysia tahun lalu. Sehingga total nilainya mencapai angka 43,4 miliar ringgit atau setara Rp 151,9 triliun.

Dilansir Malay Mail Online, Kepala Eksekutif Halal Industry Development Corporation (HDC) Jamil Bidin mengatakan berbagai negara mendominasi pasar ekspor halal di Malaysia. Totalnya mencapai 38 miliar ringgit.

Sementara Usaha Kecil dan Menengah menyumbang 3,8 miliar ringgit dan industri perhotelan berkontribusi sekitar 1,5 miliar ringgit untuk ekspor halal. "Industri makanan dan minuman menyumbang terbesar, yakni 20,1 miliar ringgit," kata dia.

Setelah itu, diikuti oleh bahan halal, minyak kelapa, kosmetik dan produk perawatan pribadi. Secara global, ada peningkatan minat terhadap produk dan industri halal karena semakin banyak negara mengakuinya sebagai potensi komersil.

Menurutnya, industri dan produk halal justru datang dari negara non-Muslim. Sementara negara mayoritas Muslim menjadi konsumen terbesar dan tidak memimpin dalam produsen produk halal.

Pekan lalu, Malaysia menggelar World Halal Week (WHW) sebagai ajang penilaian potensi industri halal menjadi kontributor penting untuk ekonomi global. WHW 2018 diselenggarakan oleh HDC bekerja sama dengan Malaysia External Trade Development Corporation (Matrade) dan Department of Islamic Development Malaysia (Jakim).

Setelah WHW, ada tiga acara mirip, seperti World Halal Conference (WHC) 2018 pada 4-5 April di Mandarin Oriental Hotel, Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) pada 4-7 April di MITEC, dan Malaysia Halal Assembly (MyHa) pada 26 Maret hingga 3 April di Meridien Putrajaya.

 
Berita Terpopuler