Pasca-Penyerangan Dharmasraya, Sumbar Perketat Pengamanan

Antara/Ilka Jensen
Foto suasana Kantor Polres Dharmasraya seusai terbakar di Dharmasraya, Sumatera Barat, Ahad (12/11).
Rep: Sapto Andika Candra Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, PULAU PUNJUNG, SUMATRA BARAT -- Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai keberadaan orang asing. Pengamanan di Kota Padang pun diperketat.

Hal tersebut dikatakan Nasrul Abit pasca-penyerangan Markas Polres Dharmasraya, Ahad (12/11) dini hari lalu.

"Siapapun orang yang mencurigai masuk daerah kita harus diwaspdai dan dipanggil, bahkan kalau perlu diusir," ujar Nasrul saat mengunjungi Mapolres Dharmasraya, Rabu (15/11).

Nasrul mengatakan, penyerangan yang diduga dilakukan oleh anggota jaringan teroris tersebut. Seolah 'menyentil' masyarakat Sumatra Barat, termasuk pemerintahnya untuk tidak lengah.  

Nasrul menilai, ajaran radikalisme tidak berkembang di Sumatra Barat. Menurutnya, hal ini terbukti dalam insiden penyerangan Mapolres Dharmasraya yang juga ternyata dilakukan oleh oknum non-Sumbar, tepatnya dari Jambi.

Nasrul meminta masyarakat untuk tidak sembarangan dalam menerima orang asing yang mulai menetap di wilayah Sumatra Barat. "Waspada daerah masing-masing, kalau ada yang tak dikenal, tidak boleh masuk. Gitu saja," kata Nasrul.

Kapolresta Padang Kombes Pol Chairul Aziz membenarkan adanya peningkatan pengamanan di wilayah yang ia kelola. Menurutnya peningkatan pengamanan dilakukan dalam bentuk penambahan personel yang disiagakan.

"Setelah kejadian kemarin tentu kami belajar. Pengamanan ditingkatkan. Itu saja," katanya.


 
Berita Terpopuler