Mengenal 'Magha’er Shuaib', Tempat Nabi Musa dan Shuaib Pernah Tinggal

saudigazette.com
Situs Magha'er Shuaib tempat Nabi Musa dan Shuaib selama 10 tahun tinggal bersama.
Red: Muhammad Subarkah

IHRAM.CO.ID -- Sangat jarang orang  yang tahu tempat atau situs di mana Nabi Musa  tinggal sebelum dia menjadi utusan Allah dan dikirim ke sebuah misi ke Firaun. Akibatnya, sedikit pula orang  yang mengunjungi situs tersebut, meski ceritanya dan lokasinya disebutkan dalam Al Qur'an.

Arti penting tempat itu terletak pada nama "Shuaib," yang merupakan milik Nabi "Shuaib"  yang berteman dengan Musa dan menjadi mertuanya. Gunung berukir berdiri sebagai saksi sebuah cerita abadi yang terjadi di Provinsi Al-Bida'a, salah satu situs bersejarah terkaya di dekat Laut Merah.

"Magha'er Shuaib" adalah situs bersejarah yang terletak 225 km barat laut kota Tabuk di Arab Saudi. Ini adalah tempat di mana Musa pindah ke sana selama satu dekade. Musa tinggal di sana untuk memenuhi persyaratan mas kawin untuk menikahi putri Shuaib sebelum kembali ke Mesir untuk menasihati Pharoah (Firaun) dan para pengikutnya,’’ kata DR Ahmed Al-Abboudi, pakar sejarah dari Departemen Arkeologi Universitas ‘King Saud’, kepada Al-Arabiya.

Tempat itu menyimpan karakteristik historisnya,dengan bentuk sisa bangunan yang diukir. Al-Abboudi mengatakan  yakin lokasi itu  lebih tua dari pada "Madayen Saleh."

"Magha'er Shuaib" sesuai dengan karya penelitian dan sumbernya disebut "Madyan" di masa lalu dan di dalam Al Qur'an, sementara saat ini dikenal sebagai gubernur Al-Bida'a. Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa "Magha'er Shuaib" adalah tempat Nabi Musa (pub) tinggal sebelum kenabiannya sesuai dengan kisah populer di dalam Al Qur'an,’’ katanya.

Al-Abboudi menunjukkan bahwa tempat tersebut belum dipelajari secara luas dan belum mendapat perhatian, terutama karena sudah dinyatakan tertutup, kecuali beberapa kunjungan pejabat. Apalagi di lokasi tersebut tidak memiliki layanan dan fasilitas kepada para pengunjungnya.

“Karena kesamaan antara "Madayen Saleh" dan "Magha'er Shuaib" dalam gaya konstruksinya, maka banyak pengamat tidak menyadari bahwa kedua lokasi berbeda dan dipisahkan sekitar 400 km menuju Laut Merah. Lokasi juga berbagi kesamaan dengan "Petra" di Yordania, dalam hal pola pahatan, penampilan, serta bentuknya,’’ ujarnya.

Di dalam Al-Qur'an diceritakan secara rinci kisah Nabi Musa saat melarikan diri dari Mesir karena insiden di mana dia secara tidak sengaja menjatuhkan seorang pria hingga Texas, setelah melihat dia berkelahi dengan seorang Israel.

Maka, Musa kemudian berjalan menuju "Madyan," menyeberangi Laut Merah. Saat dia mencapai sumur, dia melihat dua gadis menunggu giliran mereka untuk mengambil air untuk kawanan ternak mereka.

Musa datang dan menawarkan bantuannya kepada kedua gadis itu. Mendapat penawaran itu gadis tersebut kemudian mempersilahkannya serta mereka kemudian  mengambil  tempat teduh dari terik matahari.

Nah, ketika gadis-gadis kembali ke ayah mereka Shuaib, mereka diminta  untuk memberi hormat kepada Musa atas bantuannya. Shuaib melihat bahwa Musa bersikap sopan dan gagah berani sehingga dia memintanya untuk tinggal bersamanya selama delapan tahun dan menawarinya menkah putrinya dalam pernikahan. Musa pun menerima dan malah memperpanjang masa tinggalnya sampai 10 tahun.

Al-Abboudi mengatakan bahwa "Magha'er Shuaib", yang terletak di provinsi Bida'a, adalah bagian dari bagian barat laut Jazirah Arab - sebuah lokasi yang memiliki banyak rahasia. Di tempat itu ditemukan berbagai  situs dan prasasti yang tak terhitung jumlahnya. "Sebagian besar belum digali," katanya.

Para orientalis pun telah berbicara tentang situs ”Magha'er Shuaib" tersebut.  Mereka pun sudah banyak mendokumentasikan "Magha'er Shuaib" di dalam bukunya, di antaranya adalah Musil dan "Abdullah Philby" yang merujuk ke lokasi tersebut secara terperinci dan menghubungkannya dengan kisah Musa dan Shuaib.

 
Berita Terpopuler