Sejarah Hari Ini: Badai Es Bunuh 1.000 Tentara Inggris

Historia
Perang 100 tahun antara Inggris dan Prancis
Rep: Kamran Dikarma Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, Hari ini pada 1360, badai hujan es membunuh sekitar 1.000 tentara Inggris di Charters, Prancis. Badai tersebut dianggap memainkan peran tersendiri dalam Perang 100 Tahun antara Inggris dengan Prancis.

Pada 1359, Raja Inggris Edward III secara gigih berupaya menaklukkan Prancis. Pada Oktober tahun yang sama, ia mengutus kekuatan perang cukup besar melintas Selat Inggris menuju Calais.

Namun Prancis menolak untuk terlibat perang langsung dan membangun tangsi-tangsi militer di balik tembok pelindung sepanjang musim dingin.

Namun pasukan yang diutus Edward III semakin liar. Mereka menjarah desa dan membakar pinggiran kota Paris, kemudian bertolak ke Charters. Ketika dalam perjalanan cuaca mendadak berubah.

Badai tiba-tiba datang disertai petir menyambar-nyambar. Hujan es yang cukup lebat mulai turun dan menghunjam para prajurit Inggirs. Kuda-kuda mereka pun berlari berhamburan tak tentu arah.

Selain korban tewas, Inggris juga merugi secara ekonomi akibat badai es tersebut. Hal itu akhirnya memaksa Edward III untuk melakukan negosiasi damai dengan Prancis. Pada 8 Mei 1360, Perjanjian Bretigny ditandatangani sebagai tanda akhir dari fase pertama Perang Seratus Tahun Inggris dan Prancis.

Hari ini pada 1743, tokoh paling tersohor dalam sejarah politik Amerika Serikat ( AS), Thomas Jefferson, lahir di Shadwell, Virginia. Ia merupakan konseptor dari Deklarasi Kemerdekaan atau Declaration of Independence, yang juga dijuluki "Bapak Pendiri AS". 

Pada 1760 hingga 1762, Jefferson menimba ilmu budaya dan sastra Yunani klasik di College of William and Mary. Tak hanya itu, ia juga menghabiskan waktunya untuk mempelajari permainan biola.

Pada usia 33 tahun, sebagai anggota Kongres Kontinental, yaitu kongres ke-13 daerah jajahan di AS, ia menyatakan kemerdekaan dari Inggris. Saat itu, Jefferson menyusun sebuah naskah bertajuk Deklarasi Kemerdekaan.

Ketika menjabat sebagai presiden, Jefferson dikenal sebagai tokoh yang ramah. Bahkan ia tak menolak untuk menerima tamu di Gedung Putih yang hanya menggunakan sandal. Ia juga seorang yang menentang keras penindasan dan menjunjung tinggi kebebasan berbicara dan beragama.

Hari ini pada 1918, Jerman merebut Helsinki, Finlandia, dari Pasukan Merah Rusia. Hal itu dilakukan Jerman dalam rangka mendukung Finlandia yang baru saja menyatakan pemerintahan parlementer.

Sejak 1809, Finlandia berada di bawah kendali Rusia. Ketika Rusia bergolak pada 1917, tepatnya ketika terjadi revolusi kaum Bolshevik untuk menumbangkan Tsar Nicholas II, Finalandia tak luput dari pertempuran.

Di negara itu, kelompok sosialis radikal pendukung Bolshevik dan kelompok anti-sosialis terlibat pertempuran. Pada Januari 1918, Pasukan Merah Bolshevik melaksanakan pemberontakan dan membunuh warga sipil dalam upaya memicu revolusi.

Saat itu pasukan Whites atau pasukan pemerintah Finlandia, di bawah komando Baron Karl Gustav Mannerheim berjuang mendepak keberadaan Pasukan Merah dari negaranya.

Pada 3 April 1918, Jerman mengirim pasukan untuk membantu pasukan Whites. 10 hari kemudian, Jerman dan pasukan Whites berhasil merebut Helsinki dari Pasukan Merah.

 
Berita Terpopuler