Sejarah Hari Ini: Bartholdi Dapat Hak Paten Atas Patung Liberty

Patung Liberty
Rep: Dyah Ratna Meta Novia Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID,   Pada 18 Februari 1879 pembuat patung Frederic Auguste Bartholdi mendapatkan hak paten bagi desainnya untuk Patung Liberty Amerika Serikat yang terletak di Kota New York.

Patung Liberty merupakan patung yang dibuat untuk menandai aliansi Prancis dan Amerika pada 1778. Demi pendirian patung yang merupakan lambang kemerdekaan di New York tersebut, Bartholdi mengumpulkan dana baik dari Prancis maupun Amerika.

Seperti dilansir Britannica, Bartholdi mulai membangun Patung Liberty pada tahun 1870. Ia bermimpi membangun sebuah patung raksasa atas inisiatifnya sendiri.

Pada tahun 1886 akhirnya pembangunan Patung Liberty selesai dan diberi nama Liberty Enlightening the World atau Kemerdekaan Menerangi Dunia. Patung Liberty yang berupa dewi kemerdekaan dengan membawa obor merupakan salah satu karya Bartholdi yang terbaik dan termasyhur.

Patung Liberty merupakan hadiah ulang tahun ke-100 kemerdekaan  Amerika Serikat dari Prancis. Ini juga merupakan bentuk persahabatan antara Amerika dan Prancis.

Bartholdi merupakan pembuat patung dan senimal asal Prancis. Ia belajar menggambar dari gurunya Martin Rossbach. Kemudian di Paris, ia belajar membuat patung dari gurunya Antoine Etex. Selain belajar membuat patung ia juga mempelajari seni arsitektur.

Pada 18 Februari 1857 etnis Cina di  Sarawak memberontak melawan Raja Putih James Brooke. Seperti dilansir Encyclopedia, pada awal pemerintahannya di Sarawak, Brooke menyadari status pemerintahannya di Sarawak kurang kuat. Selain ada pemberontakan etnis Cina juga ada pemberontakan etnis Melayu di wilayahnya.

Menyadari hal itu, Brooke mencari perlindungan dari kekutan asing. Setelah gagal mencari perlindungan dari pasukan Inggris, ia berupaya mencari perlindungan dari Belanda.

Brooke lahir pada 29 April 1803 di India. Ayahnya Thomas Brooke merupakan orang Inggris dan ibunya Anna Maria dari Skotlandia. Namun mereka tinggal di India.

Brooke diangkat menjadi gubernur Sarawak dan diberi gelar Raja Putih  oleh Sultan Brunei pada 18 Agustus 1842. Brooke hanya memiliki kekuasaan di Sarawak yang paling barat, di sekitar Kuching. Ia berkuasa hingga meninggal pada 11 juni 1868.

Awal mula ia menjadi Raja Putih karena ia berjasa membantu Sultan Brunei menghadapi pemberontakan yang dilakukan suku Dayak. Brooke dan awak kapalnya mampu  membuat penyesaian damai antara suku Dayak dengan Sultan Brunei.

Sebagai Raja Putih, Brooke memerintah dengan serius. Ia memperbaiki administrasi, mengkodifikasi hukum, dan membasmi perompakan.

 
Berita Terpopuler