Diskusi Setahun Laku Pandai, Antara Kenyataan dan Harapan

Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah (kiri) menyampaikan paparannya dalam diskusi setahun Laku Pandai : Antara Kenyataan dan Harapan di Jakarta, Selasa (22/3). (Republika/Agung Supriyanto)

Kepala Pengawas perbank OJK, Teguh Supangkat (kedua kanan) dalam diskusi setahun Laku Pandai : Antara Kenyataan dan Harapan di Jakarta, Selasa (22/3). (Republika/Agung Supriyanto)

Diskusi setahun Laku Pandai : Antara Kenyataan dan Harapan di Jakarta, Selasa (22/3). (Republika/Agung Supriyanto)

Diskusi setahun Laku Pandai : Antara Kenyataan dan Harapan di Jakarta, Selasa (22/3). (Republika/Agung Supriyanto)

Red: Mohamad Amin Madani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah diluncurkan setahun lalu dinilai perlu dibenahi dari sasaran layanan. Sebab, berdasarkan data OJK disebutkan dari sebanyak 60.805 agen pada tahun 2015, sebanyak 76 persen agen berada di Pulau Jawa.

Hal ini terungkap dalam Diskusi Setahun Laku Pandai : Antara Kenyataan dan Harapan di Jakarta, Selasa (22/3), dengan pembicara antara lain Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah, Chief Economist BNI, Ryan Kiryanto, Head of Micro Agent Banking Mandiri, Sumedi serta Kepala Departemen Pengawasan Bank III OJK, Teguh Supangkat.

 

 

 
Berita Terpopuler