Ketua KY Baru Diharapkan Bersihkan Praktik Mafia Peradilan

Antara/Wahyu Putro A
Ketua Komisi Yudisial (KY) terpilih Aidul Fitriciada Azhari berpose usai mengikuti rapat pleno terbuka pemilihan ketua KY di Gedung Komisi Yudisial, Jakarta, Jumat (26/2).
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Rapat Pleno Pimpinan Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Komisi Yudisial (KY), Aidul Fitriciada Azhari terpilih sebagai Ketua KY periode 2015-2020. Aidul meraih empat dari total tujuh suara Komisioner KY.

Menurut Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Aradilla Caesar, saat ini KY memang masih menghadapi situasi yang memerlukan penguatan. Caesar memberi contoh, seperti perlu adanya perluasan fungsi pengawasan, yang tidak hanya penindakan.

Selain itu perlu adanya pembangunan hubungan yang produktif dengan Mahkamah Agung (MA), sebagai mitra kritis. Pembangunan hubungan ini terkait pembagian peran kelembagaan, mekanisme kerja, dan koordinasi serta keselarasan pembentukan kebijakan KY dan MA. Pun dengan penguatan jaringan ke lembaga negara lain dan masyarakat sipil.

Hal ini, menurut Aradila, menjadi penting guna melegitimasi peran KY kepada publik. Tidak hanya itu, Ketua KY yang baru juga diharapkan bisa meningkatkan manajemen Sumber Daya Alam dan tata kelola kelembagaan KY.

''Semua situasi tersebut harus ditujukan kepada peningkatan kualitas Hakim dan MA, demi mencapai independensi peradilan yang bersih, tanpa intervensi legislatif dan eksekutif,'' ujar Aradila dalam pesan elektronik yang diterima Republika.co.id, Jumat (26/2).

Secara umum, kata Aradila berharap, Ketua KY yang baru bisa dapat berperan lebih aktif, terutama untuk menjaga independensi peradilan. ''Selain itu juga melakukan upaya pembersihan praktik mafia peradilan, mulai dari tingkat pengadilan hingga Mahkamah Agung,'' ucap dia.

 
Berita Terpopuler