SBY Kembali Muncul di 'Depan Layar'

SBY
Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Rep: Qommarria Rostanti Red: Ilham

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah mengemban tugas negara selama 10 tahun menjadi Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menghilang dari media. SBY memang sengaja mengurangi kemunculannya karena ingin berkonsolidasi dan menikmati nuansa berbeda dengan keluarga.

"Saya dan keluarga belajar hidup dalam suasana dan irama berbeda. Kita sudah punya Presiden baru. Bagus kalau diberi kesempatan untuk mengembangkan tugas sesuai jani-janji beliau saat kampanye," kata SBY dalam video yang diposting dalam akun Twitter-nya, Jumat (5/2).

Jarang muncul di muka publik bukan berarti SBY menjadi apatis dan tidak peduli. Ia hanya berpikir akan jauh lebih baik dan bijak jika tidak terlalu banyak bicara. Namun kini, di tahun kedua sejak berakhirnya masa jabatannya, SBY memutuskan akan kembali ke depan layar dengan statusnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Sebagai pemimpin partai politik, tidak masalah jika SBY berbicara dengan tujuan baik dan proporsional.

SBY ingat ketika sesekali melepas cuitannya di akun Twitter pribadinya @SBYudhoyono, ada elemen-elemen di lingkar kekuasaan pemerintah yang tidak nyaman. "Saya pikir ini negara demokrasi, termasuk saya punya hak untuk bicara," kata Presiden yang menjabat sejak 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014 ini.

Menurut SBY, politik itu khas. Ada pihak-pihak yang ketika tidak ada dalam kekuasaan, begitu luar biasanya mengkritik pemerintah. Namun tidak sedikit begitu berada di dalam lingkar kekuasaan, berubah menjadi tidak suka dikritik. "Ini yang harus kita banyak belajar. Ketika mengemban amanah harus bersedia dikritik demi kebaikan," kata SBY.

Di bawah video tersebut, tersemat informasi bahwa kini SBY kembali hadir dalam program baru SBY Peduli dan Isu-Isu Terkini. Pada tayangan perdananya, SBY memberikan pandangan mengenai isu yang tengah hangat diperbincangkan masyarakat, yaitu proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. (SBY Minta Pemerintah Transparan Soal Kereta Cepat).

 
Berita Terpopuler