Menkeu: Pelayanan Bea dan Cukai Harus Semakin Canggih

Antara/Lucky R
Petugas Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Bandara Soekarno Hatta melayani konsumen, Tangerang, Banten, Rabu (29/7).
Rep: Satria Kartika Yudha Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meminta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk terus meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan dan melakukan pengawasan. Hal ini sejalan dengan Organisasi Kepabeanan Internasional (WCO) yang mengusung tema "Digital Customs: Progressive Engagement" pada tahun ini.

"Tahun ini menjadi momentum bagi administrasi pabean di seluruh dunia untuk aktif melakukan pengelolaan institusi berbasis teknologi dan informasi," kata Bambang saat memimpin upacara peringatan Hari Kepabeanan Internasional di kantor Ditjen Bea dan Cukai, Selasa (26/1).

Bambang mengatakan, salah satu yang direkomendasikan WCO adalah penggunaan teknologi seperti single window system. Sistem tersebut, kata Bambang, mempersatukan berbagai institusi dalam suatu layar program pendukung layanan kepabeanan. Menurut dia, DJBC sudah menerapkan sistem tersebut dan akan terus melakukan pemutakhiran terkait fitur.

Menurut Bambang, hal lain terkait pemanfaatan teknologi yang telah diterapkan adalah sistem passenger name record untuk menganalisis profil penumpang.

"Sistem ini telah menghasilkan banyak tangkapan narkotika dan menjadi contoh penegakan hukum yang berhasil bagi administrasi pabean negara lain," ucap dia.

Selain itu, ada juga sistem layanan pabean online dalam bentuk aplikasi customs excise information system and automation (CEISA), pembayaran penerimaan pajak dan penerimaan kepabeanan dan cukai secara online melalui sistem modul penerimaan negara (MPN), hingga penerapan dokumen pelengkap pabean online di pelabuhan Tanjung Priok.

"Dengan menitikberatkan penggunaan teknologi, diharapkan dapat memberikan pelayanan yang cepat, akurat, dan transparan kepada stakeholder," kata Bambang.

 
Berita Terpopuler