Rawabi, Kota Modern Kebanggaan Palestina

gulf-times.com
Rawabi dilihat dari atas (ilustrasi)
Rep: wachidah handasah Red: Damanhuri Zuhri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak lama lagi Palestina akan memiliki sebuah kota modern. Memiliki gedung-gedung apartemen menjulang tinggi, mal, dan sebuah balai sidang (convention center), kota yang lokasinya tak jauh dari Kota Ramallah, Tepi Barat, itu akan menjadi simbol kebanggaan bangsa Palestina.

Rawabi, demikian nama kota itu. Beberapa hari lalu, proses pembangunan kota ini masih berlangsung. Selembar bendera raksasa Palestina tampak berkibar gagah di titik tertinggi kawasan ini.

Bendera itu seakan-akan berkata kepada orang-orang Yahudi bahwa bangsa Palestina bisa membangun sebuah kota modern.Tak jauh dari Rawabi, memang terdapat banyak permukiman yang dibangun Israel untuk warga Yahudi.

Jika sudah selesai dibangun, Rawabi akan menjadi kota Palestina pertama yang dibangun setelah Israel mencaplok Tepi Barat pada 1967. Bagi bangsa Palestina, Rawabi lebih dari sekadar kompleks real estat dan perbelanjaan.

''Ini (Kota Rawabi) mengandung pesan bahwa kami pun dapat membuat sesuatu yang membanggakan di atas tanah kami sendiri,'' kata Bashar Mashri, pria Palestina-Amerika yang terlibat langsung dalam pembangunan proyek ini. 



REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Bashar Mashri, sungguh berbeda dengan Israel yang tak pernah malu membangun permukiman di wilayah-wilayah milik bangsa lain, yakni Palestina.

Menurut dia, ada berbagai cara menentang pendudukan. ''Membangun sebuah kota adalah suatu cara yang profesional, cara yang maju sekaligus modern.''

Menelan dana lebih dari satu miliar dolar AS, kata Masri, Rawabi merupakan proyek investasi swasta terbesar di Tepi Barat. Sayangnya, meski dibangun di atas tanah Palestina, proyek pembangunan kota ini terus saja dihambat Israel.

“Hingga saat ini, masih terjadi percekcokan dengan Israel terkait akses jalan menuju kota baru ini,'' lanjut Masri, seperti dikutip kantor berita AP, Jumat  (6/12).

Secara bahasa, Rawabi berarti bukit-bukit. Nama ini sungguh tepat karena kawasan ini memang berada di atas perbukitan. Berada di antara Ramallah dan Nablus, kota ini hanya berjarak 32 km dari Yerusalem.

Proyek kota modern ini didanai bersama perusahaan Al Diyar dari Qatar dan perusahaan Masar International. Sedangkan, pelaksana proyek di lapangan dipercayakan kepada Al Beyti Palestina, perusahaan properti tempat Mashri duduk sebagai direktur eksekutif.


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulai dibangun pada 2010, pembangunan tahap pertama Kota Rawabi akan selesai dalam waktu sekitar dua tahun. “Pembangunan akan selesai secara keseluruhan sekitar lima tahun,” ungkap Mashri.

Pada tahap pertama, Rawabi diperkirakan dihuni sekitar 25 ribu orang. Jika semua unit rumah dan pusat pertokoan telah selesai dibangun, jumlah penghuni akan meningkat menjadi 40 ribu jiwa.

Sesuai dengan rencana, Rawabi akan memiliki lebih dari 5.000 rumah yang terbagi dalam 23 distrik. Setiap rumah akan dijual seharga 45 ribu dolar AS.

Layaknya sebuah kota, Rawabi tak hanya memiliki kompleks permukiman dan perbelanjaan. Di dalamnya terdapat pula sekolah, universitas, rumah sakit, masjid, pusat kebudayaan, restoran, serta taman-taman yang indah.

Suatu sore, beberapa hari yang lalu, Abdel Baset Mahmeed, pria Arab-Israel berusia 40 tahun, melihat-lihat kawasan Rawabi. Ia pun berdecak kagum. ''Sebelum ini, saya tak pernah mengira bakal melihat hal seperti ini di Palestina.''


 
Berita Terpopuler