Ulat Bulu yang Resahkan Warga Cimanggis

Antara/Syaiful Arif
Ulat bulu
Rep: Rusdy Nurdiansyah Red: Maman Sudiaman

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Warga RT 05/08 Kampung Babakan, kelurahan Curug, Cimanggis, Depok dibuat resah. Betapa tidak, hampir semua areal tanaman bahkan tembok rumah mereka dipadati ulat bulu.

''Banyak sekali ulat bulu, saya langsung keluar rumah melihat apa yang tejadi ternyata ulat bulu juga merayap di dinding rumah tetangga, di pohon-pohon dan di jalan,'' ujar Suliyah, salah seorang warga Kampung Babakan.

Ribuan ulat bulu melanda permukiman warga sejak Ahad (29/11). Munculnya ribuan ulat bulu ini tentu saja membuat warga cemas apalagi hingga Selasa (1/12) koloni ulat bulu terus bertambah banyak. Tak hanya menyasar areal rumah, ulat bulu yang didominasi warna coklat kehitaman itu mulai berani bertamu ke dalam rumah bahkan tak sungkan menyambangi kamar tidur. 

''Saya dan keluar berusaha mengusir dan membunuh ulat-ulat bulu tersebut dengan sapu dan menyemprotkannya dengan racun serangga,'' tutur Suliyah.

Ketua RT 05, Eko Nugroho mengungkapkan, warga sudah berusaha mencoba mengusir dan membunuh ulat-ulat bulu tersebut dengan cara membakar ilalang-ilalang di sebuah lahan kosong. Warga menduga di lahan kosong yang ditumbuhi ilalang dan rumput liar, ulat-ulat bulu tersebut muncul.  ''Banyak sekali ulat bulu di lahan tersebut dan kami bakar. Kami juga melakukan penyemprotan pestisida. Sekarang ulat bulunya sedikit berkurang,'' terang Eko.

Menurut laporan yang Eko terima, serangan ulat bulu tidak hanya terjadi di wilayahnya saja tapi juga terjadi juga terjadi di RT 02 RW 08. Serangan ulat bulu ini menyebabkan beberapa warga menjadi korban. Sejumlah warga mengalami gatal-gatal ditubuhnya. ''Warga berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Depok cepat tanggap dan terjun membasmi serbuan ulat bulu. Warga sudah cemas dan sudah beberapa hari ini tidur selalu was-was,'' harapnya.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Seorang ahli Ilmu Hama Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor (IPB), Widodo menjelaskan, serangan ulat bulu merupakan fenomena yang biasa yang bisa disebabkan perubahan cuaca ekstrem. ''Saat nanti cuaca stabil, itu akan hilang dengan sendirinya, ya paling lama akan berakhir sebulan'' terangnya.

Menurut Widodo, ulat bulu bermigrasi karena ada banyak faktor, selain cuaca bisa saja karena populasi ulat di tempat asalnya atau habitatnya terancam. ''Warga jangan cemas berlebihan, jangan bunuh pakai racun, kumpulkan ulat-ulat bulu tersebut dan jadikan pakan ikan,'' harapnya.

Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Peternakan Pemkot Depok, Hermin Kusmiati, mengatakan sebelum terjadi wabah ini, pihaknya telah melakukan beberapa macam pencegaha, namun kondisi alam membuat wabah ini cepat merambah hingga menyerang 12 kepala keluarga.

''Setiap tahun memang terjadi wabah ini, namun berbeda tempat. Tahun kemarin terjadi kasus serupa di belakang Pasar Agung Depok. Ini bisa terjadi karena perubahan musim, dari udara panas ke dingin. Sumber dari bawah tanah, karena ulat bulu suka kondisi yang lembab,'' jelas Hermin di Balaikota Depok, Selasa (1/12).

Berdasarkan laporan sementara, ulat bulu ini berasal dari retakan tanah yang terjadi selama kemarau panjang pada lima bulan terakhir lalu. Perubahan iklim musim panas ke musim hujan juga menjadi salah satu faktor menetasnya larva telur. ''Selama tiga hari ini hujan dan terjadi wabah ulat bulu, semakin hari semakin meningkat,'' tegas Hermin.

Saat ini, lanjut dia, terdapat tiga jenis ulat bulu, di antaranya ada yang berwarna merah, cokelat dan hitam. Distankan Pemkot Depok telah melakukan penyemprotan untuk mencegah perkembangbiakan ulat bulu merembet kemana-mana. ''Kami juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Depok agar selalu waspada dan mengantisipasi dengan menjaga lingkungan rumah agar tetap bersih,'' ujarnya.

 
Berita Terpopuler