10 Langkah Membesarkan Anak Bahagia

Republika/Prayogi
.
Rep: C23 Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, Membesarkan dan membahagiakan anak-anak, bagi sebagian orang tua, mungkin masih sukar dilakukan. Apalagi mereka yang memiliki kesibukan dan rutinitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

Padahal, membahagiakan anak adalah sebuah tugas yang wajib dilakukan para orang tua. Dilansir Time, Rabu (25/11), terdapat 10 langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk membesarkan dan membahagiakan anak-anaknya.

Bahagiakan diri Anda sendiri

Kebahagiaan Anda pribadi sebagai orang tua, akan mempengaruhi bagaimana kebahagiaan dan kesuksesan anak Anda. Banyak penelitian telah mengemukakan bahwa bila orang tua kerap depresi karena berbagai sebab, hal itu dapat menimbulkan efek negatif pada anak-anak. Jadi luangkan waktu Anda dalam sepekan untuk bersantai atau bersenang-senang.

Tidak ada yang menyanggah bahwa belajar membangun hubungan adalah hal yang  penting untuk anak. Tapi berapa banyak orang tua yang benar-benar menyisihkan waktunya untuk mengajarkan anak-anak bagaimana cara berhubungan dengan orang lain?

Hal ini dapat dimulai dengan mendorong anak-anak untuk melakukan tindakan kebaikan kecil guna membangun empati. Berdasarkan penelitian, bila hal tersebut dilakukan anak-anak dalamjangka panjnga, itu akan membuat mereka bahagia sebagai manusia.

Tak jarang orang tua yang terlalu menekan anaknya untuk mendapatkan prestasi, baik akademis maupun non-akademis, yang sangat baik. Hal itu terkadang dapat menyebabkan anak depresi, cemas, dan biasanya berujung pada penggunaan zat-zat terlarang.

Para orang tua dianjurkan untuk bisa mengapresiasi kerja keras seorang anak untuk mencapai suatu prestasi. Dengan begitu, seorang anak biasanya ingin terus terlibat untuk mewujudkan prestasi yang belum tercapai.

Bagi Anda yang tidak ingin melihat anak-anaknya selalu bermuka masam, ajrkanlah mereka tentang optimisme. Karena menurut penulis Christine Carter, optimisme sangat erat kaitanya dengan kebahagiaan. Bahkan menurutnya kedua hal itu bisa disamakan.

Kecerdasan emosional adalah keterampilan, bukan sifat bawaan. Jadi ajarkan anak-anak untuk mengidentifikasi apa yang mereka rasakan dan biarkan mereka tahu bahwa perasaan itu baik-baik saja.

Memasuki langkah ini, telah banyak hal yang telah mengingatkan Anda, terutama soal anak. Memikirkan metode ini mungkin cukup berat, tapi sebenarnya cukup mudah, setelah kebiasaan bahagia ditetapkan.

Disiplin diri pada anak dapat dijadikan hal untuk memprediksi kesuksesannya pada masa depan. Anak-anak perlu diajarkan untuk menolak godaan untuk kehidupan yang lebih baik pada masa mendatang, yang akhirnya membuat dia lebih bahagia.

Kebanyakan anak-anak setelah mengikuti kegiatan belajar, akan menikmati saat-saat bermain. Namun, terdapat sebuah survei mengatakan bahwa anak-anak telah kehilangan delapan jam waktu per pekan untuk bisa bermain.

Padahal bermain juga adalah hal yang penting untuk proses pertumbuhan dan perkembangan mereka. Kekurangan waktu bermain, menurut para peneliti, dapat menghambat laju perkembangan kognitif dan emosional sang anak.

Lingkungan dipercaya mempunyai pengaruh besar untuk menciptakan kebahagiaan pada anak. Hal ini bisa Anda lakukann dengan cara mengurangi intensitas menonton televisi pada anak. Karena secara sosiologis, orang yang bahagia cenderung menonton televisi lebih jarang daripada yang tidak bahagia.

Bila anak-anak terlalu lama menonton televisi, mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang membuat mereka lebih bahagia dalam jangka panjang.

Tradisi sederhana ini diyakini mampu membuat anak lebih dekat dan bahagia dengan keluarganya. Sebuah studi menunjukan seorang anak yang makan malam bersama keluarganya secara teratur, emosinya lebih stabil dan bisa menghindarkannya dari bahaya alkohol atau narkoba. 

 
Berita Terpopuler