Muslim AS Hadapi Reaksi Buruk Akibat Serangan Paris

AP
Polisi New York bersenjata berat berjaga di pusat kota, New York Times Square, Sabtu (14/11)
Rep: Casilda Amilah Red: Sadly Rachman

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Muslim di seluruh Amerika Serikat menghadapi reaksi buruk menyusul serangan-serangan maut di Paris, termasuk vandalisme terhadap masjid dan pusat-pusat Islam, panggilan telepon dan pesan daring penuh kebencian dan ancaman-ancaman kekerasan. 

Dilansir VOA Indonesia, para pemimpin advokasi mengatakan mereka telah memperkirakan adanya sentimen anti-Muslim menyusul serangan-serangan tersebut, tapi sekarang mereka melihat lonjakan yang nyata, dihasut oleh sentimen anti-Muslim di media. 

"Gambarannya semakin suram," ujar Ibrahim Hooper, juru bicara Dewan Hubungan Amerika-Islamis di Washington, D.C. "Ada akumulasi retorika anti-Islam dalam kehidupan kita dan saya kira hal itu telah memicu aksi-aksi kekerasan dan vandalisme."

Ia mengatakan peningkatan tingkat sentimen anti-Muslim itu tercermin dalam pernyataan-pernyataan dari beberapa kandidat calon presiden Partai Republik, gubernur dan yang lainnya, yang menentang rencana pemerintah AS menerima lebih banyak pengungsi Suriah. 

Nihad Awad, direktur eksekutif nasional Dewan Hubungan Amerika-Islam, meminta para penegak hukum untuk meningkatkan patroli di masjid-masjid dan lembaga Islam lainnya.

Dalam sebuah pernyataan, Awad menambahkan "Kami mendesak pejabat publik dan kandidat-kandidat presiden untuk tidak mengkambing hitamkan Muslim Amerika dan tidak membiarkan Islam dijelek-jelekkan dengan Islamofobia atau aksi-aksi anti-Islam atau teroris."

 

 

 

 
Berita Terpopuler