Ortu, Urutan Kelahiran Anak Pengaruhi Kepribadiannya Lho

Republika/Musiron
Ibu dan anak yang ceria (ilustrasi).
Rep: Desy Susilawati Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap anak memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Misalnya si sulung yang berjiwa pemimpin yang melindungi adik-adiknya, sementara di bungsu biasanya manja, lalu bagaimana si tengah? Kepribadiannya pasti berbeda dengan kakak dan adiknya.

Tapi apakah benar urutan kelahiran anak berpengaruh pada kepribadiannya? Psikolog anak, Nadya Pramudita mengatakan hal itu memang benar adanya.

Urutan kelahiran anak dalam keluarga banyak berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak. Misalnya si anak pertama. Dia lahir di tengah orang tua yang tidak punya pengalaman. Gaya pengasuhan dan pendidikannya pun masih berdasarkan naluri, “apa kata orang lain” atau “coba-coba”.

Sementara anak kedua lahir dengan orang tua yang sudah memiliki pengalaman. Anak kedua namun tidak akan mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya seperti ketika anak pertama lahir, karena perhatian orang tua juga terbagi kepada pengasuhan dan pendidikan anak pertama, jadi sejak awal sudah ada "persaingan" dan "pembandingan".

“Hal ini seringkali membuat anak pertama mengambil posisi sebagai pemimpin (bagi adiknya), membuat aturan dan berharap adiknya mengikuti. Juga cenderung perfeksionis dan memiliki keinginan berprestasi,” ungkap Nadya kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, si adik cenderung kurang perfeksionis, lebih cerdik, dia bisa "putar otak" mengupayakan berbagai cara untuk mencari perhatian orang lain‎, dan bertindak berdasarkan berbagai aturan yang dibuat oleh orang tua maupun kakaknya.

Berbeda lagi dengan posisi anak tengah. Posisi “terjepit” ini seringkali dilihat sebagai posisi unik, sekaligus terkesampingkan. Anak tengah harus bersaing dengan kakak dan adiknya untuk mendapat perhatian orangtua, merasa kurang disayang atau keberadaannya tidak sepenting saudaranya yang lain.

“Caranya terkadang jadi ekstrem menjadi pembangkang, mencari identitas yang unik, atau sebaliknya berusaha menyenangkan hati orang lain. Anak tengah yang terkena “sindroma anak tengah” dapat menjadi penyendiri, moody, dan tidak peduli, jika mereka merasa terlupakan,” jelasnya.

Meskipun terlihat anak tengah kurang mendapat perhatian dari orang tua karena posisinya bukan anak pertama dan juga bukan anak terkecil, sebenarnya anak tengah memiliki keuntungan jangka panjang. Mereka lebih mandiri, berpikir tidak lazim, lebih tidak terbeban untuk menyenangkan hati orang lain, lebih mudah bernegosiasi dan menjadi penengah,penyabar, lebih mudah berempati.

 
Berita Terpopuler