Kongo Brazzaville Larang Muslimah Gunakan Cadar

Republika/Edwin Dwi Putranto
Wanita bercadar, Wanita memakai cadar (ilustrasi).
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Ilham

REPUBLIKA.CO.ID, KONGO BRAZZAVILLE -- Kongo Brazzaville resmi melarang Muslimah setempat mengenakan cadar yang menutupi seluruh wajah di tempat umum dengan alasan menghindari aksi terorisme.

‘’Menteri Dalam Negeri Republik Kongo, yaitu Raymond Zephirin Mboulou memberitahu keputusan untuk melarang wanita Muslim mengenakan jilbab penuh. Keputusan itu diambil dalam rangka untuk mencegah aksi terorisme dan ketidakamanan,’’ kata Kepala Dewan Tertinggi Islam Kongo Brazzaville, El Hadj Abdoulaye Djibril Bopaka kepada AFP, Sabtu (2/5).

El mengutip laporan bahwa beberapa non-Muslim telah menggunakan cadar untuk bersembunyi dan untuk melakukan tindakan tidak beradab. Sehingga, Muslimah yang bercadar di wilayah ini hanya bisa mengenakannya ketika di rumah dan di tempat ibadah, tetapi tidak di tempat-tempat umum.

Namun, ia menambahka, hanya sedikit perempuan di Kongo Brazzaville yang benar-benar menutupi wajah mereka dan seluruh tubuh. Ia menekankan, pemerintah telah membuat langkah yang ‘baik’. Larangan itu juga tidak berlaku untuk pemakaian jenis jilbab bentuk lain.
 
Padahal, negara Kongo Brazzaville ini belum mengalami serangan ekstrimis atau kekerasan agama. Tidak seperti tetangganya Kamerun, yang telah menderita serangan dari kelompok radikal dari Nigeria, Boko Haram.

Saat ini, ada sekitar 800 ribu Muslim di Kongo Brazzaville yang memiliki populasi hampir enam juta jiwa. Lebih dari 90 persen penduduknya menganut Kristen dan 10 persen sisanya termasuk beragama Muslim dan mereka yang mengikuti kepercayaan animisme tradisional.

 
Berita Terpopuler