Kemenag: Buku 'Banci Jadi Imam' Berisiko Salah Tafsir

Facebook/Rika Rahma Dewi
Isi buku pelajaran yang menulis banci boleh jadi imam shalat. (ilustrasi)
Rep: Dyah Ratna Meta Novia Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan, buku fikih yang membahas khuntsa (orang berkelamin ganda) boleh menjadi imam bagi jamaah shalat perempuan terlalu berat bagi anak SD.

"Saya sepakat dengan pendapat MUI kalau fikih soal khuntsa itu  terlalu berat dan terlalu ketinggian bagi anak SD. Seharusnya tema-tema semacam itu tidak dibahas di SD," kata  Kamaruddin, Senin, (9/3).

Anak-anak SD tidak usah diberi wawasan yang bisa memberatkan pikiran mereka. Dikhawatirkan kalau fikih soal khuntsa terlalu berat bisa membuat mereka salah tafsir, juga salah paham.

"Kalau mendalami fikih soal khuntsa sebaiknya dibahas di tingkat mahasiswa. Di sana bisa dibahas lebih detil di bab hukum syariah."

Anak-anak SD, terang dia, sebaiknya diberi materi pelajaran yang  dasar dulu. Antara lain tata cara shalat, wudhu, tayamum, juga tata krama dengan orangtua.

Fikih soal khuntsa, selain berat juga mengandung nilai yang kontroversial. Jadi, sebaiknya tidak diajarkan kepada anak SD.

 
Berita Terpopuler

Amal Clooney Rupanya Punya Peran Penting dalam Penerbitan Surat Penangkapan Netanyahu

Satu Penumpang Singapore Airlines Meninggal Dunia Akibat Turbulensi Parah di Pesawat

Jamaah Haji Lansia Kerap Alami Demensia, Apa Itu dan Bagaimana Gejalanya?

Harkitnas Tingkatkan Nasionalisme Generasi Muda

Begini Kondisi Jamaah Haji yang Berangkat dari Kalimantan Timur

Kemenlu Pastikan tak Ada WNI Jadi Korban Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Sulit Buah Air Besar? 5 Buah Ini Bisa Jadi 'Obat'-nya

Ibadah Haji Menyucikan Rumah Allah