'Hari Ini Pesawat Presiden Dijual, Besok Jangan-Jangan Istana'

Pesawat Kepresidenan jenis Boeing Business Jet (BBJ)-2 saat tiba di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (10/4). (Republika/Wihdan)
Rep: C73 Red: Julkifli Marbun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjend) organisasi masyarakat Persatuan Indonesia (Perindo), Ahmad Rofiq, mengatakan usulan menjual pesawat kepresidenan sebagai hal yang terlalu mengada-ada dan tidak masuk akal.

"Hari ini pesawat dijual, besok istana jangan-jangan akan dijual," tutur mantan Sekjen DPP Partai Nasdem, kepada ROL, Rabu (3/9).

Ia menuturkan, pemerintahan sebelumnya membeli pesawat tentu berdasarkan analogi. Jika merugikan, pemerintah SBY tidak akan membelinya. Seringkali menurutnya, beberapa orang salah persepsi dengan mengatakan pesawat presiden itu untuk bermewah-mewah.

Kecuali jika 50% rakyat Indonesia mengalami kelaparan, barangkali tidak hanya pesawat, yang lain pun harus djual, ujar dia. Karenanya menurut Ahmad, menjadi pemimpin tidak mudah dan jangan hanya menjual aset negara. Tetapi harus mempertimbangkan berbagai aspek lain.

"Itu ide dapat wangsit dari mana, menurut saya itu aneh," tambahnya. 

Jika dibandingkan tuturnya, berapa kontribusi penjualan pesawat untuk menyumbangkan defisit anggaran negara. Ide penjualan pesawat ini mestinya, memahami benar angka yang bisa dikontribusikan untuk negara. Termasuk tuturnya, berapa biaya yang nanti akan dikeluarkan untuk agenda blusukan Jokowi ke berbagai wilayah atau negara.

Karenanya, pemerintah harus berpikir keras untuk menggali potensi yang selama ini belum dimaksimalkan. Ia mencontohkan pada sektor pajak. Menurutnya, pendapatan dari pajak sangat besar untuk menopang anggaran. Selain itu tuturnya, mafia pajak harus diberantas. Selanjutnya, pemerintah ke depan tuturnya harus memperbaiki kebocoran anggaran migas.

Sekarang tuturnya, tinggal bagaimana presiden dan wakil presiden terpilih mancari solusi untuk merealisasikan janji politiknya untuk mengatasi masalah negara. Bukan saatnya membangun sebuah opini yang tidak penting, pungkasnya.

Sebelumnya pada Senin (1/9), Ketua DPP PDI Perjuangan, Maruarar Sirait menyarankan agar pesawat kepresidenan dijual. Meski pun, Boeing Business Jet 2 itu baru beberapa bulan dibeli dengan harga 91,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 820 miliar.

Baca Juga

 

Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini

 
Berita Terpopuler