Isu Wanita Fathanah Efektif Diskreditkan PKS?

Republika/Prayogi
Tersangka korupsi pengurusan impor daging sapi Ahmad Fathanah hadir dalam sidang kasus korupsi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kuningan, Jakart, Jumat (17/5)
Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemberitaan para wanita di sekitar kasus dugaan korupsi impor daging sapi yang menyeret Ahmad Fathanah dan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dinilai sangat efektif mendiskreditkan Partai Keadilan Sejahtera.

"Tentu isu ini sangat sensitif bagi PKS, karena PKS ini kan partai agama," ujar pengamat dari Charta Politika, Yunarto Wijaya

"Dengan pencitraan ketaatan moral dalam beragama, dengan pemberitaan ini, tidak saja menghancurkan citranya tapi juga membuat para kadernya pun terpengaruh," katanya melalui telepon, Jumat (24/5).

Ia mengatakan, predikat partai Islam tersebut membuat PKS sulit melepaskan diri dari penilaian moral masyarakat. Alhasil penyimpangan moral yang melibatkan pejabat maupun kader PKS sulit untuk dimaklumi masyarakat.

"Mungkin kalau partai sekuler lebih mudah ya, tapi tidak untuk partai agama," katanya.

Ia mencontohkan, Arifinto, anggota DPR dari PKS yang akhirnya harus diberhentikan karena pemberitaan menonton video porno.

Ia menambahkan, saat ini PKS sulit melepaskan diri dari kasus ini mengingat kasus ini melibatkan Presiden PKS saat itu.

Di sisi lain, PKS juga sangat sulit untuk menolak hubungan yang terjadi antara Ahmad Fathanah meskipun bukan kader partai dengan Lutfie Hasan Ishaaq.

"Oleh karenanya wanita-wnaita seputar kasus ini akan dijadikan senjata musuh-musuh PKS," katanya.

Ia meyakini, kasus PKS ini akan sangat berpengaruh terhadap perolehan suara pada pemilihan umum 2014, terutama suara dari kalangan pemilih pemula.

Alasannya para pemilih pemula memiliki ingatan yang lebih pendek dan tidak merasakan masa lalu. "Mereka hanya mengingat kejadian setahun, dua tahun ini, tentu akan sangat merugikan bagi partai-partai politik yang terkena kasus mendekati pemilu, termasuk PKS," katanya.

 
Berita Terpopuler