Rambut Rasulullah Picu Polemik di India

AP
Muslim India
Rep: Agung Sasongko Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Rencana pembangunan masjid terbesar di India memicu polemik diinternal Komunitas Muslim India. Polemik itu bukan menyangkut masalah pembangunan masjid, melainkan adanya potongan rambut Rasulullah.

Sebagian komunitas muslim menilai potongan rambut Rasulullah itu palsu dan hanya dimaksudkan untuk mencari sumbangan dalam jumlah besar.

"Ini adalah bentuk kecurangan. Saya kira kontroversi ini buruk bagi reputasi Islam," komentar Muhammad Bahaedden Nadwi, Sekjen EK Sunni, seperti dikutip onislam.net, Jumat (16/11).

Pembangunan Masjid Sha'ar-e-Mubarak, demikian nama masjid tersebut, telah diusulkan sejak 2011. Masjid ini nantinya mampu menampung 5.000 jamaah.

Dalam masjid itu, akan disimpan potongan rambut Rasulullah. Inilah yang menjadi polemik. Pasalnya, sebagian muslim mempertanyakan keaslian rambut tersebut.

Akan tetapi, sebagian muslim lain membantah bahwa potongan rambut itu palsu dan hanya sebagai akal-akalan untuk menarik sumbangan. "Semua tuduhan itu tidak berdasar," kata Hussain Saquafi, sekjen Markaz, organisasi yang menjalankan proyek pembangunan masjid itu.

Ia mengatakan pihaknya telah menerima sumbangan jutaan rupee untuk pembangunan masjid. "Kami telah menerima sumbangan dari setiap Muslim yang nantinya diperuntukan untuk pembangunan sekolah dan masjid," kata dia.

Kepala Proyek Pembangunan Masjid, Abdul Rahman mengatakan tidak ada niatan dari pelaksanan proyek untuk menyalahgunakan amanah umat Islam. Pasalnya, semua dana yang ada dilaporkan kepada pemerintah.

"Kami kirim laporan setiap tahun," kata dia.

Saat ini, proyek pembangunan masjid senilai 400 juta rupee atau 7,5 juta dolar AS masih terbengkalai. Pihak pelaksana proyek mengaku pembangunan berjalan lambat karena skala pembangunan yang terbilang besar.

 
Berita Terpopuler