Senin 06 Jun 2016 10:51 WIB
Kelahiran Sukarno

Kecil Berkawan, Besar Jadi Lawan

Sukarno dan H. Agus Salim di Brastagi.
Foto: Gahetna.nl
Sukarno dan H. Agus Salim di Brastagi.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wartawan Republika, Karta Raharja Ucu

Dalam memimpin pemerintahan, Presiden Sukarno tak jarang bergesekan dengan kelompok Islam. Kedekatannya dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) membuat Sukarno dihujani kritik dari kawan-kawan dekatnya yang berideologi Islam, seperti Buya Hamka, tokoh DI/TII Marijan Kartosuwirjo di Jawa Barat dan Kahar Muzakar yang bergerilya menentangnya di Sulawesi Selatan. Termasuk dengan Mohamad Natsir yang pernah menjadi PM setelah penyerahan kedaulatan pada akhir 1949 dan awal 1950-an.

Seiring makin lebarnya jurang ideologi, kawan-kawan seperjuangannya kemudian menjadi lawan politiknya. "Kediktatoran" Sukarno terlihat pada awal 1960-an ketika ia membubarkan Partai Masyumi dan PSI yang diketuai Sutan Syahrir.

Padahal, kedua partai itu berperan dalam awal proklamasi kemerdekaan. Beberapa tokoh Partai Islam Masyumi ditangkap Bung Karno saat negara kembali ke UUD 1945 pada 5 Juli 1959, di antaranya dengan tuduhan ikut dalam pemberontakan PRRI/Permesta. Beberapa tokoh Masyumi yang ditangkap pada masa itu, termasuk KH Isa Anshari--yang dijuluki Singa Podium. Bahkan, Hamka termasuk orang yang dijebloskan ke penjara.

(Baca Juga: Kebesaran Hati Buya Hamka Shalatkan Jenazah Sukarno)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement