Kamis , 19 Nov 2015, 17:23 WIB

Bantul Targetkan Satu Desa Satu Gabungan Kelompok Tani

Red: Taufik Rachman
Republika/ Yasin Habibi
Petani menata sayur bayam saat memanen di Neglasari, Tangerang, Banten, Kamis (15/10).
Petani menata sayur bayam saat memanen di Neglasari, Tangerang, Banten, Kamis (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, - Penjabat Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sigit Sapto Raharjo mengharapkan setiap desa terdapat satu gabungan kelompok tani untuk mendukung program ketahanan pangan daerah.
"Saat ini di Kabupaten Bantul yang terdiri atas 75 desa baru ada 19 gapoktan (gabungan kelompok tani), kami berharap setiap desa ada satu gapoktan, sehingga total se-Bantul ada 75 gapoktan," kata Sigit di Bantul, Kamis.
Menurut dia, dengan satu gapoktan di setiap desa, selain dapat membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat desa setempat, juga memberdayakan masyarakat melalui program-program yang digulirkan lewat gapoktan itu.
Ia mengatakan gapoktan merupakan wadah bagi sejumlah kelompok tani tanaman pangan yang ada di setiap pedukuhan, dari 19 gapoktan di Bantul itu mayoritas merupakan gapoktan yang dibentuk di tingkat desa.
"Berarti di Bantul masih kurang 56 gapoktan supaya jumlahnya bisa menjadi 75 gapoktan, makanya petani kami dorong untuk bentuk gapoktan, apalagi ada program pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat," katanya.
Salah satu program pemberdayaan msyarakat melalui gapoktan di antaranya penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) berupa pemberian bantuan dana sosial untuk membangun gudang pangan dan membeli gabah petani saat panen raya.
Ia mengatakan, salah satu gapoktan di Bantul yang mendapat penguatan LDPM pada 2015 adalah gapoktan Desa Patalan, yang gudang cadangan pangannya telah diresmikan penggunaannya oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X pada Rabu (18/11).
"Adanya ini (gudang LDPM) memang dalam rangka membangun ketahanan pangan, dan untuk mencegah fluktuasi harga pangan yang tidak menentu, diperlukan gudang untuk stabilkan harga," kata Sigit.
Ia mengatakan, di wilayah Bantul yang meliputi 17 kecamatan terdapat lahan pertanian yang masih bisa dimanfaatkan untuk sawah sekitar 15.800 hektare, dan untuk mempertahankan lahan pangan di Bantul juga sudah ada beberapa program.
"Sebetulnya ada yang lebih luas lagi yakni lahan pekarangan yang mencapai seluas 23 ribu hektare, sehingga ini bisa dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan dan bisa ditingkatkan lagi," katanya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan