Selasa , 17 Nov 2015, 19:22 WIB

Pemkab Gunung Kidul Sosialisasi Asuransi Pertanian

Red: Taufik Rachman
Petani
Petani

REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNG KIDUL -- Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyosialisasikan asuransi pertanian kepada petani di wilayah setempat.

"Pemerintah pusat memberikan paket asuransi kepada petani, namun belum dimanfaatkan petani," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Gunung Kidul Azman Latif di Gunung Kidul, Selasa.

Ia mengungkapkan sampai saat ini belum ada satu pun petani Gunung Kidul yang memanfaatkan kebijakan asuransi pertanian, salah satu butir dari enam paket kebijakan sektor keuangan yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah Jilid Tiga tersebut."Belum ada petani yang memanfaatkan asuransi pertanian," kata Asman.

Ia mengatakan ada berbagai kesulitan yang dihadapi petani saat akan mengikuti asuransi. Masalahnya di Gunung Kidul masa tanam atau MT ada tiga musim. Untuk MT I sebagian besar petani jarang yang merasa gagal panen, sementara untuk MT II dan III tidak banyak petani yang memanfaatkan lahannya karena memasuki musim kemarau.

Selain itu, perhitungan pergantian asuransi yang hanya diberlakukan satu hektare luasan lahan pertanian menyulitkan. Sebagian besar petani Gunung Kidul hanya memiliki lahan pertanian kurang dari satu hektare.

"Sebagian besar hanya memiliki seperempat hektare, kalau mereka gabung supaya satu hektare, yang rusak hanya satu bagian saja itu tidak diganti," katanya.

Azman mengatakan paket asuransi tersebut hanya membebani petani premi sebesar Rp 36 ribu per hektare dengan pertanggungan sebesar Rp 6 juta per hektare apabila terjadi gagal panen. Sebenarnya premi yang harus dibayarkan ke perusahaan asuransi Rp 180 ribu per hektare, tetapi ada bantuan dari pemerintah sebesar Rp 144 ribu.
"Sebenarnya cukup murah, tetapi memang belum ada yang mau ikut," katanya.

Untuk mengajak petani ikut asuransi, pihaknya terus melakukan sosialisasi. Selain itu, pihaknya akan melakukan sampling di Kecamatan Ponjong. "Kami terus sosialisasikan kepada masyarakat," katanya.

Sementara itu, salah satu petani asal Plyen, Muji mengaku belum mengikuti asuransi pertanian karena luasan lahannya tidak ada satu hektare. "Belum tertarik untuk ikut karena sawah saya kurang dari satu hektare," katanya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan