Ahad 07 Feb 2021 00:43 WIB

Kapan Pandemi Berakhir? Simulasi Bilang 7 Tahun Lagi

Simulasi Bloomberg menghitung perlu 7 tahun untuk vaksinasi di seluruh dunia.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasien Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Pasien Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat ingin pandemi akan segera berakhir. Namun, para peneliti memperkirakan pandemi ini akan berakhir tujuh tahun lagi dengan adanya vaksinasi.

Dilansir dari timesofindia pada Sabtu (6/2), Bloomberg telah membangun basis data suntikan Covid-19 terbesar yang diberikan di seluruh dunia. Perhitungannya, lebih dari 119 juta dosis diberikan di seluruh dunia. Pejabat sains Amerika Serikat (AS) seperti Anthony Fauci telah menyarankan 70 persen hingga 85 persen cakupan populasi untuk kembali normal.

Baca Juga

Pelacak vaksin Bloomberg menunjukkan beberapa negara membuat kemajuan yang jauh lebih cepat daripada yang lain, menggunakan cakupan 75 persen dengan vaksin dua dosis sebagai target. Israel, negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, menuju cakupan 75 persen hanya dalam dua bulan.  AS akan sampai disana tepat pada waktunya untuk merayakan Tahun Baru 2022.

Dengan vaksinasi yang terjadi lebih cepat di negara-negara Barat yang negara kaya daripada negara-negara lain di dunia, dibutuhkan waktu tujuh tahun bagi dunia dengan kecepatan saat ini. Bloomberg telah memberikan gambaran singkat tentang waktu yang dirancang untuk memperhitungkan tingkat vaksinasi saat ini.

Ini menggunakan rata-rata bergulir vaksinasi terbaru, yang berarti bahwa ketika jumlah vaksinasi meningkat, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ambang 75 persen akan turun.

Perhitungannya akan berubah-ubah, terutama pada hari-hari awal peluncuran dan jumlahnya dapat terdistorsi oleh gangguan sementara. Misalnya, target tanggal New York secara singkat diundur menjadi 17 bulan minggu ini setelah badai salju musim dingin mencegah dari vaksinasi (sekarang mundur menjadi 13 bulan).  Demikian pula, tingkat vaksinasi Kanada turun setengahnya dalam beberapa pekan terakhir menyusul laporan penundaan pengiriman vaksin.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement