Senin 30 Nov 2020 06:03 WIB

Rusia akan Bangun Stasiun Luar Angkasa

Stasiun luar angkasa Rusia akan terdiri dari tiga hingga tujuh modul tanpa awak.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nora Azizah
 Perusahaan roket dan luar angkasa Rusia, Energia, mengumumkan jika saat ini pihaknya sedang mengerjakan pengembangan stasiun luar angkasa multifungsi baru (Foto: ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/NASA
Perusahaan roket dan luar angkasa Rusia, Energia, mengumumkan jika saat ini pihaknya sedang mengerjakan pengembangan stasiun luar angkasa multifungsi baru (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Perusahaan roket dan luar angkasa Rusia, Energia, mengumumkan jika saat ini pihaknya sedang mengerjakan pengembangan stasiun luar angkasa multifungsi baru. Menurut wakil perancang umum pertama Energia untuk operasi penerbangan dan pengujian roket serta sistem luar angkasa, Vladimir Solovyov, stasiun orbit Rusia akan terdiri dari tiga hingga tujuh modul tanpa awak atau dengan awak, terdiri dari dua hingga empat orang.

Mengutip Mehrnews Ahad (29/11), dalam konferensi Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia tentang luar angkasa, Solovyov juga menyampaikan kekhawatiran tentang umur panjang Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Hal itu, karena komponen tertentu telah rusak dan tidak dapat diganti.

Baca Juga

Solovyov, yang juga direktur penerbangan segmen ISS Rusia, mengatakan, stasiun tersebut dapat berhenti beroperasi pada tahun 2025. Sementara, biaya pemeliharaannya dimungkinkan mencapai 10-15 miliar rubel (132-198 juta dolar AS).

Atas kendala itu, perusahaan antariksa Rusia Roscosmos mengatakan, pihaknya berencana untuk membahas umur operasional ISS dengan NASA awal tahun depan. Hal itu menjadi krusial, mengingat, umur ISS sangat tergantung pada kondisi teknis modul dan aspek politik tertentu yang akan ditangani, kata Roscosmos dalam siaran persnya.

Korporasi, saat ini sedang menunggu proposal dari Energia tentang pembuatan stasiun luar angkasa nasional baru. Langkah pertama akan dipertimbangkan di Dewan Ilmiah dan Teknis Roscosmos, untuk kemudian dilaporkan kepada pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement