Jumat 15 Dec 2017 22:26 WIB

MM Telkom University Dorong Percepatan Ekosistem Digital Nasional

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Budi Raharjo
Era digital (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Era digital (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Magister Manajemen Telkom University (MM Tel-U) akan membuat konsepsi digital DNA dalam lingkup nasional. Menurut Ketua Panitia Diskusi Panel, Anisah Firly, Telkom University akan mendorong stakeholders untuk merealisasikan percepatan ekosistem digital Nasional di Indonesia melalui konsepsi Nasional.

Langkah ini, harus segera dilakukan karena revolusi industri keempat melalui perkembangan era digital saat ini bisnis digital bermunculan. "Kondisi ini, telah merubah peta industri menuju 4,0," ujar Firly dalam siaran persnya, Jumat (15/12).

Firly mengatakan, untuk mendukung percepatan tersebut, belum lama ini telah digelar acara diskusi panel di gedung Graha Merah Putih, Jakarta Selatan. Diskusi panel tersebut, mengangkat tema National Panel Discussion, Digital DNA: Membangun Ekosistem Digital Nasional yang melibatkan pelaku industri, akademisi, pemerintah dan komunitas.

Firly mencontohkan, tanda-tanda terjadinya revolusi keempat adalah kasus bisnis Amazon. Yakni, sebuah perusahaan e-commerce platform B2B, yang diluncurkan bulan April 2015. Transaksi digital yang dilakukan perusahaan Amerika Serikat itu turnover-nya penjualannya telah mencapai 1 miliar dolar AS dalam waktu setahun. "Transaksi digital yang terjadi pertumbuhannya sangat luar biasa, mencapai 20 persen per bulan," katanya

Pembeli B2B, kata dia, lebih menyukai transaksi digital, di mana 94 persen melakukan penelitian online sebelum melakukan pembelian. Perubahan aturan transaksi digital membuat menurunnya biaya pemrosesan teknologi seperti misalnya additive manufacturing dan robotic canggih. Misalnya, ongkos pencetakan 3-D turun 60 persen antara 19902014, dan robot industri turun 5 persen pertahun antara tahun 2000-2012.

Menurut Firly, pada 2016, MM Tel-U telah mengusulkan Indonesia Digital Initiative yang meliputi infrastruktur, e-commerce dan kompetensi. Framework inisiatif ini diusulkan berdasarkan diskusi panel yang dilakukan oleh 30 pemimpin eksekutif indonesia yang berasal dari industri, pemerintah, media, komunitas serta akademisi.

Pakar Digital Business asal Telkom University, Dr Gadang Ramantoko menilai pentingnya membangun ekosistem digital nasional. Ekosistem bisnis dan inovasi digital, berperan mewujudkan jaringan nilai secara fisik maupun secara virtual yang menjadi ciri dari era ekonomi jaringan (networked economy) saat ini. Kemampuan sebuah negara untuk membangun ekosistem bisnis digitalnya, merupakan benchmark bagi wealth of a country.

Selain itu, kata dia, pembangunan ekosistem bisnis digital harus mengerahkan kekuatan seluruh pihak, yang biasa disebut sebagai penta-helix (perusahaan/pelaku bisnis, media, komunitas, negara/regulator, akademisi/perguruan tinggi/pusat penelitian). Apalagi, saat ini Indonesia berada di zona daya saing digital terendah di dunia. Namun, Indonesia memiliki peluang untuk mendorong daya saingnya dengan cara mempercepat pembangunan ekosistem digitalnya yang spesifik (Digital DNA).

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University, Dodie Tricahyono, PhD menjelaskan tentang pentingnya peran Tridharma perguruan tinggi dalam penta helix. Perguruan tinggi berperan menghasilkan lulusan yang berjiwa inovatif, memiliki kompetensi digital serta berjiwa kewirausahaan. Perguruan Tinggi, melalui dharma keduanya berperan memajukan ilmu pengetahuan digital dan ilmu-ilmu lainnya yang related. Ilmu pengetahuan tersebut kemudian didesiminasi melalui aktifitas pengabdian kepada masyarakat.

Menurut Ketua Program Studi MM Tel-U,Dr Ratri Wahyuningtyas, ia berharap semua perguruan tinggi yang memang concern pada bisnis digital memperoleh banyak masukan dengan terselenggaranya diskusi ini.

"Kami bisa mengadopsi banyak hal untuk masuk kedalam kurikulum kami. Meskipun kita sudah punya program MM dengan jurusan bisnis digital, tapi idealnya kami harus terus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement