Ahad 29 Nov 2020 08:01 WIB

Pemilihan Serentak Bangkitkan Ekonomi Kerakyatan

Dana yang beredar di Pemilihan bisa mencapai Rp 35 triliun akan meningkatkan konsumsi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto beberapa waktu lalu menyampaikan dana yang beredar di Pemilihan bisa mencapai Rp 35 triliun.
Foto: Kominfo
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto beberapa waktu lalu menyampaikan dana yang beredar di Pemilihan bisa mencapai Rp 35 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2020 akan diselenggarakan tanggal 9 Desember 2020. Meskipun awalnya mendapat banyak protes dari masyarakat, Pemilihan tetap akan dilaksanakan di tengah pandemi. Dalam berbagai kesempatan, pemerintah menilai penyelenggaraan Pemilihan akan mendongkrak perekonomian nasional yang sempat drop semenjak dilanda pandemi Covid-19.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto beberapa waktu lalu menyampaikan dana yang beredar di Pemilihan bisa mencapai Rp 35 triliun. Dana itu berasal dari anggaran penyelenggaraan dan kampanye yang dilakukan oleh berbagai calon. Dana yang beredar untuk penyelenggaraan sekitar Rp 24 triliun dan kisaran dana yang akan dikeluarkan oleh para calon bupati, walikota, gubernur itu bisa sekitar minimal Rp 10 triliun sendiri.

“Sehingga pada saat Pemilihan kemungkinan Rp 34-35 triliun dana beredar tentu akan meningkatkan konsumsi terutama untuk alat peraga bagi para calon termasuk di antaranya masker, hand sanitizer dan alat kesehatan lain,” ucap Airlangga beberapa waktu lalu, seperti dalam siaran pers.

Mendukung pernyataan tersebut, salah satu isu penting terkait Pemilihan Serentak 2020 menurut Plt Kepala Biro Humas Kominfo, Fernandus Setu adalah isu mengenai kebangkitan ekonomi lewat Pemilihan. Menurutnya, Pemilihan Serentak 2020 dapat menjadi momentum kebangkitan ekonomi Indonesia yang terpuruk karena pandemi.

“Hal penting lainnya selain kesehatan (dalam Pemilihan Serentak) adalah ekonomi kita harus pulih. Pemilihan Serentak menggerakkan ekonomi kita, karena produksi alat peraga kampanye, alat pelindung diri dan lain-lain. Makanya, kalau Pemilihan ditunda, berarti ada potensi ekonomi yang juga tertahan. Isu ekonomi ini menjadi menarik karena menunjukkan ke publik betapa pentingnya Pemilihan dilaksanakan di tahun ini, ”ujar Fernandus.

Meskipun pandemi ini masalah utamanya adalah kesehatan, Fernandus menyebut antara kesehatan dan perekonomian harus berjalan beriringan agar masyarakat bisa tetap hidup dalam mencari mata pencaharian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement