Jumat 19 Aug 2011 08:21 WIB

Pembiayaan Mikro Bank Syariah Ditarget Rp 2 Triliun

Rep: sefti oktarinisa/ Red: taufik rachman
BNI Syariah
BNI Syariah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah menargetkan pembiayaan mikro bakal mencapai Rp 2 triliun hingga akhir 2012 nanti. Direktur Utama BNI Syariah Rizqullah mengaku optimis mampu meningkatkan pembiayaan ini, mengingat bisnis mikro bakal digenjot optimal tahun depan.

Menurutnya, BNI Syariah bakal membuka 50 outlet khusus mikro di 2012. “Kalau satu outlet Rp 40 miliar, ya kalau 50 outlet untuk Rp 2 triliun,” katanya saat ditemui Republika, Kamis (18/8) malam.

Sebagai proyek awal, BNI Syariah bakal mengembangkan outlet mikro di Depok dan Bogor, Jawa Barat. Kepadatan penduduk menjadi alasan mengapa kedua wilayah ini dipilih.

Nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 500 juta, untuk pendirian satu outlet. “Ini bisnis yang lebih riil, artinya menyentuh usaha grass root,” ujarnya. Selama ini, BNI Syariah sebenarnya telah memiliki pembiayaan mikro. Namun, Rizqullah mengaku belum begitu digarap maksimal.

BNI Syariah menjalin kerja sama dengan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) dan lembaga keuangan syariah mikro lainnya. Pada Juli 2011, pembiayaan ini mencapai Rp 300 hingga 400 miliar.

Sebelumnya, Direktur Bisnis BNI Syariah Bambang Widjanarko berujar BNI Syariah tertarik masuk ke mikro karena potensi yang amat besar. “Lagipula penyebaran risiko perlu dalam bisnis sehingga tidak hanya di bisnis besar saja tapi juga semua lini,” katanya.

Akad murabahah bakal menjadi tata cara perjanjian pembiayaan. Murabahah merupakan perjanjian jual beli antara bank dengan nasabah. BNI Syariah berjanji margin yang diberikan bakal kompetitif. Pasalnya pembiayaan ini merupakan pembiayaan modal usaha yang ditujukan untuk masyarakat kecil.

Di semester pertama 2011, BNI Syariah mencatat aset meningkat 24,7 persen atau menjadi Rp 6,621 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya  (year on year atau yoy) Rp 5,306 triliun. Pembiayaan tumbuh 43,34 persen atau menjadi Rp 4,49 triliun, dari periode sebelumnya Rp 3,13 triliun.

Dana pihak ketiga (DPK) yang didominasi dana murah, tabungan dan giro, tercatat meningkat 25 persen atau menjadi Rp 5,31 triliun, dari periode sebelumnya Rp 4,25 triliun. BNI Syariah mencetak laba bersih senilai Rp 52 Miliar atau meningkat sebesar 198 persen dibandingkan laba Juni 2010, yang masih rugi Rp 53 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement