Kamis 22 Oct 2020 08:00 WIB

Pemilik Chelsea hingga Bos Oracle Hidup sebagai Yatim Piatu

Pemilik Chelsea hingga Bos Oracle, 4 Miliarder Ini Hidup sebagai Yatim Piatu

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Pemilik Chelsea hingga Bos Oracle, 4 Miliarder Ini Hidup sebagai Yatim Piatu. (FOTO: Media Indonesia)
Pemilik Chelsea hingga Bos Oracle, 4 Miliarder Ini Hidup sebagai Yatim Piatu. (FOTO: Media Indonesia)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Nasib baik tampaknya tak didapat oleh miliarder ini sewaktu kecil. Faktanya, sosok-sosok ini harus kehilangan orang tua mereka di usia belia hingga menjadikan mereka yatim piatu. Namun, Tuhan tak akan mengubah keadaan kecuali orang itu yang berusaha. Hal itulah yang kini terjadi kepada mereka. Saat dewasa, sosok-sosok ini menjadi miliarder dunia.

Bagaimana kisahnya? Berikut ulasannya!

Baca Juga: Ini 4 Konglomerat Pemilik Bank-Bank Besar di Indonesia, No 1 Pasti Tahu Lah Ya!

1. Roman Arkedievich Abramovich

Nama pertama yang terkenal adalah pemilik klub sepakbola Chelsea, Roman Abramovich. Dibalik harta kekayaannya yang menjadi miliarder, ternyata ia hidup sebagai yatim piatu.

Abramovich sudah yatim piatu sejak berurmur 3 tahun. Keadaan tanpa orang tua inilah yang membawanya lahir dalam keadaan kemiskinan.

Ibunda meninggal saat usianya masih 18 bulan, kemudian tak lama setelah itu disusul ayahnya yang juga meninggal dunia. Sejak saat itu Roman Abramovich diasuh oleh pamannya yang dibesarkan di Ukhta, Rusia.

Sejak kecil, Abramovich menunjukkan kesukaan yang tidak biasa dari anak-anak seusianya saat itu. Dia memiliki insting bisnis sejak anak-anak hingga menyadari pentingnya memiliki uang dan manfaat menyimpan. Hal itulah yang membawa Abramovich masuk ke dalam dunia bisnis dan membuatnya sukses hingga sekarang.

2. Larry Ellison

Pendiri Oracle, Larry Ellison menjalani masa kecil sebagai yatim piatu. Ellison lahir pada 17 Agustus 1944 dari seorang ibu tunggal bernama Florence Spellman. Saat berusia sembilan bulan, Ellison menderita pneumonia. Sayangnya, sang ibu melempar tanggungjawab merawat Ellison kepada bibi dan pamannya buat menjadi anak adopsi.

Sejak itulah Ellison menjalani hidupnya sebagai anak angkat dari paman, dan bibinya. Untunglah Ellison tumbuh dengan baik hingga pada tahun 1977 ia mendirikan Oracle Corporation.

3. Li Ka-shing

Li Ka-shing merupakan salah satu orang berpengaruh di Asia. Ia pernah menjabat sebagai chairman di Cheung Kong Holdings. Cheung Kong Holdings adalah induk perusahaan yang didirikan tahun 1950-an yang bermula dari produsen plastik kemudian menggarap banyak bisnis. Maka tak heran ia pun menjadi salah satu orang terkaya di Asia, bahkan di dunia.

Namun, pencapaian ini adalah hadiah dari kesedihan yang dijalani Li Ka-shing semasa kecil. Ia harus ditinggal mati ayahnya yang terserang penyakit TB sejak kecil. Kemiskinan yang menderanya pun membuat dia terpaksa berhenti sekolah dan bekerja di pabrik plastik saat usia 15 tahun demi menghidupi keluarganya. 

Berbekal pengalaman kerjanya tersebut, dia memberanikan diri mendirikan usaha sendiri dan kini menjelma menjadi perusahaan raksasa.

4. Leonardo del Vecchio

PLeonardo Del Vecchio lahir di Milan, Italia pada tahun 1935. Ia adalah seorang pendiri perusahaan kacamata, Luxottica. Sayangnya, semasa kecil ia hidup dengan kesedihan di panti asuhan. Ayahnya meninggal lima bulan sebelum Del Vecchio lahir. Ibunya yang tak sanggup merawatnya menyerahkan dirinya buat diasuh biarawati di panti asuhan.

Di usia belasan tahun, Leonardo Del Vecchio sudah bekerja di pabrik di Milan untuk menghidupi keluarganya. Pada usia 20 tahunan, ia pindah ke Agordo dan memulai bisnis kacamata. Kini, Luxottica berubah menjadi perusahaan besar dan memiliki 6.000 retail di seluruh dunia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement