Senin 06 Jul 2020 20:20 WIB

Tak Sanggup Bayar Utang, Wigan Dihukum Pengurangan 12 Poin

Para pendukung Wigan mengumpulkan dana untuk menyumbang klub kesayangannya.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Utang/ilustrasi
Foto: johndillon.ie
Utang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WIGAN -- Kelompok Suppoter Wigan Athletic meminta otoritas penyelenggara English Football League (EFL) untuk menanggung sanksi pengurangan 12 poin terhadap The Latics, julukan Wigan Athletic.

Sebelumya, EFL bakal menjatuhkan sanksi pengurangan 12 poin lantaran manajemen The Latics menyatakan ketidaksanggupan membayar hutang dan masuk dalam skema tim administrasi yang diterapkan oleh EFL.

Sanksi ini rencananya akan diterapkan pasca Divisi Championship musim ini rampung digelar. Apabila nantinya Wigan terdegradasi ke League One, maka pengurangan poin itu akan diterapkan pada musim depan.

Sementara jika Wigan bisa bertahan di Divisi Championship, maka poin Wigan di papan klasemen Divisi Championship akan dikurangi 12 poin. Kendati begitu, saat ini, EFL masih melakukan investigasi dan penilaian dari tim administrasi terkait kemampuan finansial The Latics.

Polemik ini berawal dari keputusan konsorsium pemilik Wigan, International Entertainment Corporation (IEC), menjual sebagian besar saham kepemilikan Wigan kepada perusahaan yang berbasis di Hong Kong, Next Leader Fund. Kesepakatan ini pun telah diratifikasi oleh EFL dan Bursa Efek Hong Kong.

Namun, hingga waktu yang ditentukan, Next Leader Fund tidak kunjung mengucurkan investasi yang mereka janjikan. Hal ini tidak terlepas dari terhentinya aktivitas ekonomi akibat pandemi Covid-19. Alhasil, Wigan pun diambil alih oleh tim administrasi yang dibentuk oleh EFL.

Saat ini, tim administrasi tengah melakukan investigasi dan penilaian terkait kondisi keuangan The Latics hingga akhirnya adanya pihak baru yang mau mengakuisisi Wigan. Untuk itu, kelompok supporter Wigan Athletic meminta EFL untuk menunda dan menangguhkan sementara penerapan sanksi 12 poin terhadap The Latics tersebut.

Saat ini, Wigan duduk di peringkat ke-14 dan terpaut delapan poin dari zona degradasi. Apabila nantinya sanksi ini diterapkan, maka bukan tidak mungkin Wigan akan turun kasta ke League One pada musim depan.

''Harapan kami, EFL menunda pengurangan 12 poin tersebut, setidaknya sampai kita benar-benar yakin 100 persen ini semua adalah kesalahan Wigan. Saat ini, masih banyak keraguan dan ketidakjelasan, terutama soal siapa pemilik baru klub ini pada masa mendatang,'' kata perwakilan Kelompok Suppoter Wigan Athletic, Jason Taylor, seperti dilansir Sky Sports, Senin (6/7).

Taylor pun menilai, semua pihak, termasuk suporter, berharap solusi terbaik buat klub yang mereka cintai. Tidak hanya itu, Taylor menegaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan awal dari tim administrasi, keuangan klub telah dikelola dengan cukup baik tanpa harus mendapatkan kehadiran kreditur.

''Karena itu, rencana pengurangan poin ini mesti ditunda atau bahkan dibatalkan. Tim administrasi juga sempat menyatakan, klub ini dikelola dengan baik dari segi finansial, tanpa adanya kreditur. Klub seharusnya tidak masuk dalam administrasi EFL,'' tutur Taylor.

Bahkan, untuk membantu keuangan klub, kelompok supporter sempat melakukan crowdfunding dalam beberapa pekan terakhir. Hingga saat ini, kata Taylor, dana yang terkumpul telah mencapai 117 ribu pound.

''Angka ini tergolong besar untuk ukuran pengumpulan dana oleh sebuah kelompok suporter. Dengan dana ini, diharapkan klub tidak perlu membayar pelatih, pemain, dan staff non olahraga, setidaknya hingga musim ini berakhir,'' kata Taylor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement