Jumat 17 Sep 2021 09:35 WIB

Pelatih Akui Persela Masih Butuh Adaptasi Arungi Liga 1 

Setelah kompetisi vakum cukup lama, banyak hal baru yang harus dijalani.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pesepak bola Persela Lamongan Ahmad Bustomi (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Persipura Jayapura John Riky Kayame (kiri) dalam lanjutan Liga 1 2021-2022 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/9/2021). Persela Lamongan menang atas Persipura Jayapura dengan skor akhir 1-0.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/wsj.
Pesepak bola Persela Lamongan Ahmad Bustomi (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Persipura Jayapura John Riky Kayame (kiri) dalam lanjutan Liga 1 2021-2022 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/9/2021). Persela Lamongan menang atas Persipura Jayapura dengan skor akhir 1-0.

REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Pelatih Persela Lamongan, Iwan Setiawan menyebut adaptasi menjadi kunci bagi setiap tim untuk menyesuaikan diri dengan iklim kompetisi BRI Liga 1 2021/2022. 

Ia menilai setelah kompetisi vakum cukup lama, banyak hal baru yang harus dijalani oleh masing-masing tim.

Sehingga adaptasi tsangat penting guna menjaga konsistensi permainan selama semusim penuh. 

Iwan juga mengatakan tidak hanya Persela Lamongan yang butuh adaptasi, melainkan juga klub-klub kontestan BRI Liga 1 2021/2022 saat ini tengah merespon dengan cepat hal-hal baru yang terjadi.

“Saya kira sukses kita di kompetisi adalah salah satunya saat kita bisa beradaptasi dengan baik. Sama seperti kompetisi kali ini banyak hal-hal baru yang harus kita jalani,” ujar Iwan dalam siaran pers yang diterima republika.co.id, Kamis (16/9).

“Yang saya kira bisa kita lakukan dengan baik karena saya kira semua tim melakukan yang sama. Jadi artinya di sini butuh adaptasi yang cepat untuk merespon terhadap hal-hal yang baru tadi,” katanya.

Selain sistem gelembung ke gelembung yang terpusat di Pulau Jawa, kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 memiliki jeda pertandingan yang cukup panjang. Karena masing-masing pertandingan dilakukan di akhir pekan dengan maksimal sembilan pertandingan dalam sepekan.

Dengan jeda tersebut, artinya pemain memiliki waktu rehat yang cukup untuk mematangkan persiapan tim. Salah satunya adalah periodisasi taktikal tim yang bagi Iwan sangat penting untuk menjaga konsistensi permainan tim, terutama dalam menganalisa kekuatan dan kelemahan lawan melalui simulasi game. 

“Jadi waktu persiapan lima hari itu kami gunakan untuk menghadapi tim selanjutnya dengan berbagai ilustrasi tentang lawan dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing,” ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement