Senin 24 Aug 2020 14:32 WIB

Liga Champions Berpotensi Lanjutkan Sistem Gugur Satu Leg

Presiden UEFA menilai format satu leg lebih menarik.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Para pemain Bayern merayakan kemenangan final Liga Champions UEFA antara Paris Saint-Germain dan Bayern Munich di Lisbon, Portugal, 23 Agustus 2020.
Foto: EPA-EFE/Manu Fernandez
Para pemain Bayern merayakan kemenangan final Liga Champions UEFA antara Paris Saint-Germain dan Bayern Munich di Lisbon, Portugal, 23 Agustus 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Presiden UEFA, Aleksander Ceferin akan mengadakan diskusi tentang format laga Liga Champions dan Liga Europa. Selama pandemi virus corona, format dua leg diganti dengan laga sistem gugur tunggal untuk menyelesaikan musim 2019/2020.

Ceferin mengeklaim, publik mendukung untuk meninggalkan format laga perempat final dan semifinal dalam dua leg kandang-tandang. 

"Saya harus mengatakan sistem satu pertandingan ini tampaknya lebih menarik bagi saya dibandingkan sistem lain dengan pertandingan dua leg," kata Ceferin dilansir dari laman Sky Sports, Senin (24/8).

Menurutnya, hal itu jadi pelajaran yang bisa diambil selama pandemi virus corona mengganggu kompetisi. Dia melihat sistem satu leg menjadi sangat menarik.

"Sekarang, cukup rumit untuk menempatkan delapan besar di (jadwal) kalender. Tapi kami melihat bahwa orang-orang menginginkan laga yang menarik, dalam satu leg, setiap tim bisa mengalahkan lawan di Liga Champions atau Liga Europa," kata Ceferin.

Dia mengakui diskusi akan segera dilakukan setidaknya pada bulan depan. Namun sebelumnya, dia akan berkonsultasi dengan banyak pihak sebelum menetapkan perubahan permanen pada format.

Dia pun tidak khawatir jika menghapus jumlah pertandingan sistem gugur memiliki dampatk finansial pada UEFA.

"Meski kurang bertanding, nilainya bisa lebih  tinggi jika dipromosikan dengan baik," tegasnya.

UEFA mengumpulkan delapan tim di Lisbon, Portugalq untuk menyelesaikan Liga Champions selama Agustus ini. Dengan laga yang berlangsung tanpa penonton, pihak keamanan Portugal tidak perlu repot untuk berurusan dengan keramaian di jalanan.

Namun sebaliknya, Portugal bisa menjadi fokus dunia ketika menetapkan diri sebagai tuan rumah final Liga Champions. Ceferin pun melihat ini sebagai sesuatu yang bisa dimanfaatkan di masa mendatang.

"Saya pikir ini adalah format yang menarik yang tidak pernah kami pikirkan sebelumnya. Sekarang di sini kita pertemukan pikiran kita," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement