Senin 15 Nov 2021 14:58 WIB
...

The Last Dance Valentino Rossi

Rossi layaknya Maradona di sepak bola atau Michael Jordan di bola basket.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Pembalap tim Petronas Yamaha SRT Valentino Rossi seusai menyelesaikan balapan MotoGP Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol, Ahad (14/11). Rossi memutuskan pensiun pada akhir musim ini.
Foto: REUTERS/Pablo Morano
Pembalap tim Petronas Yamaha SRT Valentino Rossi seusai menyelesaikan balapan MotoGP Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol, Ahad (14/11). Rossi memutuskan pensiun pada akhir musim ini.

REPUBLIKA.CO.ID, VALENCIA -- Seri balapan MotoGP di Sirkuit Valencia, Ahad (15/11) benar-benar menjadi yang terakhir bagi pembalap legenda, Valentino Rossi. Hari itu disebut-sebut menjadi 'The Last Dance' atau tarian terakhir pria berjuluk The Doctor tersebut.

Rossi mungkin hanya finis di urutan ke-10 dalam GP Valencia. Namun sebelum balapan berlangsung, nuansa emosional sudah terpampang jelas di seluruh penjuru sirkuit. Mural bergambar wajah Rossi dengan tulisan 'Grazie Vale' terlihat dari tribun penonton dan layar televisi.

Baca Juga

Panitia balapan pun sengaja memberikan Rossi satu lap ekstra sebagai tanda berakhirnya perjalanan pembalap berusia 42 tahun itu di kompetisi resmi sebagai seorang profesional. Rival-rival balapnya pun mengikuti Rossi dari belakang mengiringi sang dedengkot.

Rossi resmi pensiun di balapannya yang ke-432 dengan catatan 115 kemenangan dan 235 podium. Sembilan gelar juara dunia disabet oleh pria yang setia dengan nomor sepeda motor '46' itu.

Ucapan selamat dari para pesohor seperti Tom Cruise, Keanu Reeves, Roger Federer, Rafael Nadal, Lewis Hamilton, dan Gianluigi Buffon menjadi bukti bahwa Rossi sangat dihormati banyak orang.

Legenda sepak bola Brasil, Ronaldo Nazario bahkan datang langsung ke sirkuit untuk mengucapkan selamat kepada Rossi. Layaknya Diego Maradona di sepak bola atau Michael Jordan di bola basket, bisa dibilang Rossi merupakan ikon balap motor.

"Ini adalah akhir pekan yang sangat luar biasa dan saya tidak membayangkan akan sehebat ini. Saya sempat khawatir dengan karier saya. Karena jika Anda berkonsentrasi dengan balapan, Anda mungkin bisa saja sedih karena hal apapun," kata Rossi seperti dilansir Marca, Senin (15/11). "Tapi hari ini sangat menakjubkan. Saya mendapat banyak kejutan dari para juara. Pembalap dari akademi saya pun memakai helm milik saya dan itu mengharukan. Saya harus berterima kasih kepada semuanya."

Predikat ikon balap kuda besi sangat layak tersemat pada dirinya. Betapa tidak, Rossi menghabiskan sebagian besar hidupnya di aspal dengan sepeda motornya. Penggemar klub Inter Milan itu bahkan menjalani karier balap profesional selama 26 tahun.

Namanya terus melambung ketika dirinya tercatat memenangkan 11 seri balap per tahun sejak 1997 sampai 2005. Saat mengaspal bersama tim Yamaha di musim 2005, ia bahkan berhasil menginjak 16 podium dari total 17 balapan.

Pria kelahiran Urbino, kota kecil yang bertetangga dengan San Marino, itu sudah mencicipi setiap asam garam kontestasi MotoGP. Ia juga sudah menjajal berbagai tim balap selama karier profesionalnya.

Rossi memulai petualangan di kelas 125cc pada musim 1996. Gaya membalap Rossi yang menjadikan tikungan sebagai senjata pamungkasnya menghasilkan catatan 15 podium dengan 12 kemenangan dalam debutnya. Seiring dengan menanjaknya performa, ia berhasil menyabet gelar juara dunia di kelas 125 cc pada 1997 silam.

Baca juga : Resmi Pensiun, Valentino Rossi Pendam Sejumlah Penyesalan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement