Jumat 13 Aug 2021 15:22 WIB

Atlet Inggris Peraih Perak Olimpiade Tokyo Positif Doping

Hal ini akan mempengaruhi posisi akhir klasemen perolehan medali Olimpiade 2020.

Refleksi logo Olimpiade terpantul di genangan air sebuah lapangan tenis.
Foto: ÈPA
Refleksi logo Olimpiade terpantul di genangan air sebuah lapangan tenis.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Atlet Inggris Raya terancam kehilangan satu medali perak di Olimpiade Tokyo setelah sprinter Chijindu Ujah yang turun di nomor estafet 4x100m putra diskors sementara karena dinyatakan positif doping. Unit Integritas Atletik (AIU), seperti dilansir Reuters, mengungkapkan, Ujah yang meraih medali perak Olimpiade Tokyo bersama Zharnel Hughes, Richard Kilty, dan Nethaneel Mitchell-Blake positif zat terlarang jenis ostarine dan S-23.

AIU dalam pernyataannya mengatakan, sampel Ujah di pesta olahraga empat tahunan tersebut menunjukkan adanya zat itu. Zat tersebut diklasifikasikan sebagai bagian dari kalas obat baru yang disebut modulator reseptor androgen selektif (Sarm) dengan efek yang mirip dengan steroid anabolik.

Ujah masih memiliki kesempatan untuk uji sampel B. Namun jika terbukti maka secara otomatis Inggris Raya bakal kehilangan satu medali perak.

Dengan begitu, Kanada yang sebelumnya berada di posisi ketiga akan naik peringkat. Pun demikian dengan Cina yang berpotensi mendapatkan perunggu. Selain Ujah, terdapat tiga atlet lainnya juga masuk dalam daftar doping yakni pelari asal Bahrain kelahiran Maroko, Sadik Mikhou, atlet tolak peluru Georgia Benik Abramyan, dan sprinter Kenya Mark Otieno Odhiambo.

"AIU sekarang menunggu kesimpulan dari proses ITA terhadap para atlet di atas, yang akan menentukan apakah pelanggaran aturan anti-doping telah dilakukan dan konsekuensi apa (jika ada) yang harus dikenakan sehubungan dengan Olimpiade," demikian pernyataan AIU.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement