Kamis 01 Oct 2020 07:08 WIB

'Semakin Banyak Calon Ketum PP PBSI Semakin Baik'

Ketua terpilih nanti diharapkan dapat kembali membangkitkan pudisklat di daerah.

Rep: Fitrianto/ Red: Fernan Rahadi
Dua peboling nasional Sharon Adelina Liman Santoso (kedua kiri) dan Putty Insavilla Armein (kedua kanan) diapit oleh peboli nasional Berlian Marsheilla (kanan) dan pengamat bulu tangkis Broto Happy W.
Foto: Jusraga
Dua peboling nasional Sharon Adelina Liman Santoso (kedua kiri) dan Putty Insavilla Armein (kedua kanan) diapit oleh peboli nasional Berlian Marsheilla (kanan) dan pengamat bulu tangkis Broto Happy W.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Bulu tangkis Broto Happy berharap semakin banyak calon yang akan maju di bursa pemilihan Ketum PP PBSI semakin baik, sehingga pengprov memiliki opsi untuk memilih sosok terbaik. 

Hal tersebut diungkapkan Broto Happy dalam acara Webinar yang digelar SIWO PWI Jaya, Rabu (30/9), yang mengangkat tema, Mencari Figur Tepat Ketua umum PBSI. Dalam webinar tersebut muncul tujuh nama.

Selain setuju dengan banyak calon, Broto juga mengingatkan Pengurus Provinsi selaku pemilik hak suara, agar bijak dalam menggunakan hak suara dalam Musyawarah Nasional PBSI yang rencananya digelar Bulan November mendatang.

“Saya juga berharap, pengprov dapat lebih bijak menggunakan hak suaranya dalam pemilihan nanti. Jangan sampai mereka justru tergiur godaan money politic,” kata Broto kepada Republika, Rabu (30/9).

Broto juga menginginkan sosok ketua terpilih nanti dapat kembali membangkitkan pudisklat-pudisklat di daerah dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik kepada semua lapisan, termasuk dengan media.

Diskusi webinar diikuti puluhan wartawan olahraga nasional. Webinar dipandu moderator  Femi Diah dan Brigitha Sesilia. 

Tujuh nama yang muncul tersebut adalah Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Agung Firman Sampurna, Kapolri Jendral Idham Aziz, Ketua Pengprov PBSI Banten Ari Wibowo, Ketua PP PBSI 2012-2016 Gita Wirjawan, hingga Direktur Utama Djarum Foundation Victor Hartono.

Ketua Pengprov PBSI Aceh H Nahrawi Noerdin memilih mengusung Ari Wibowo untuk maju ke bursa pencalonan. Sosok Ari, dikatakan Nahrawi, terbukti memiliki gairah terhadap bulu tangkis selama bertugas menjadi Ketua Pengprov PBSI Banten. Tak sekadar menyediakan lapangan untuk memajukan prestasi, tetapi Ari juga telah menempatkan tujuh atlet binaannya di pemusatan latihan nasional (Pelatnas).

“Itu bukti komitmennya. Kami harap, beliau juga bisa melakukan hal yang sama kepada daerah-daerah. Sebab saat ini dukungan dari pusat terhadap daerah masih sangat minim,” terang Nahrawi yang juga mengharapkan adanya demokrasi di Munas nanti.

Di sisi lain, juara dunia 1993 Joko Suprianto berharap adanya sosok muda yang akan menempati kursi satu PP PBSI. Dengan demikian, sosok tersebut bisa memberikan gairah baru kepada PP PBSI.

“Sebenarnya sejak pertengahan tahun, saya juga sudah berusaha mencari sosok muda, seperti misalnya Menteri BUMN Erick Thohir. Namun, belum mendapat sambutan dari rekan-rekan pengrov,” ujar Joko.

Terlepas siapa pun kandidat yang akan maju, Joko menyampaikan, tantangan yang dihadapi tidak akan mudah. Hal ini dikarenakan ekspetasi masyarakat Indonesia yang besar di bulu tangkis. Seperti diketahui, bulu tangkis selalu menjadi tulang punggung Merah Putih di single event dan multi event internasional.

Sementara ketua Pengprov Jawa Timur Oei Wijanarko Adi Mulya menyatakan, "Jawa Timur berkomitmen mengusung Pak Moeldoko untuk maju sebagai Ketua Umum PP PBSI 2020-2024. Tak hanya Jawa Timur saja, ada pula Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Kami siap meneruskan aspirasi para legenda bulu tangkis yang juga mendukung Pak Moeldoko."

Terpisah, mantan pebulu tangkis Yuni Kartika menyoroti empat kriteria utama yang harus dimiliki Ketua Umum PP PBSI, yaitu memiliki passion, waktu dan kesempatan, kemampuan manajemen yang baik, sertadapat mencari dana untuk kebutuhan pembinaan dan turnamen bulu tangkis.

“Jika ingin mengurus bulu tangkis dari hulu ke hilir itu tak mudah. Sosok yang memiliki duit pun tidak cukup, tetapi harus mau (berkontribusi) karena PBSI ini tidak hanya mengurus di pusat saja, tetapi juga pengembangan daerah-daerah karena itu pilar untuk mendukung atlet ke pelatnas,” kata Yuni. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement