Rabu 29 Apr 2020 18:11 WIB

Anggota IOC: Pelaksanaan Olimpiade tak Tergantung Vaksin

Anggota IOC John Coates menyebut pelaksanaan Olimpiade tidak tergantung vaksin.

Dua orang berdiri di belakang logo Olimpiade di Tokyo, Jepang. Virus corona telah mengancam kemungkinan terselenggaranya Olimpiade 2020 di Tokyo.
Foto: EPA
Dua orang berdiri di belakang logo Olimpiade di Tokyo, Jepang. Virus corona telah mengancam kemungkinan terselenggaranya Olimpiade 2020 di Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olimpiade Tokyo tidak bergantung pada pengembangan vaksin untuk virus corona. Anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) John Coates menyatakan, pelaksanaan Olimpiade tidak tergantung pada vaksin.  

"Tapi saran yang kami dapat dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) mengatakan kami harus melanjutkan rencana untuk tanggal itu dan itulah yang kami kerjakan, dan tidak bergantung pada vaksin," kata Coates kepada Australian Associated Press.

Komentarnya tersebut muncul setelah presiden Asosiasi Medis Jepang (JMA), mengatakan akan "sulit" bagi Jepang untuk menyelenggarakan Olimpiade yang sudah ditunda pada 2021 tanpa adanya vaksin Covid-19 yang efektif.

Coates yang berasal dari Australia dan menjabat kepala Komisi Koordinasi IOC untuk Olimpiade, mengatakan komentar Presiden JMA Yoshitake Yokokura adalah "opini".

"Adanya vaksin akan baik. Tapi kami akan terus dibimbing, seperti yang seharusnya, oleh WHO dan otoritas kesehatan Jepang karena dalam semua ini, kesehatan dan kesejahteraan atlet dan peserta lainnya dalam Olimpiade adalah prioritas nomor satu," katanya.

Olimpiade, yang semula akan dimulai Juli tahun ini, telah dijadwal ulang pada 2021, yang akan digelar sejak 23 Juli hingga 8 Agustus. Penundaan itu merupakan pukulan besar bagi Jepang, yang telah menghabiskan 13 miliar dolar AS untuk persiapannya.

Presiden Tokyo 2020 Yoshiro Mori mengatakan dalam wawancara yang dipublikasikan Selasa, bahwa Olimpiade akan "dibatalkan" jika tidak diselenggarakan pada 2021. Jepang telah mencatat lebih dari 13 ribu orang terinfeksi Covid-19 dan hampir 400 meninggal dunia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement