Selasa 23 Feb 2016 07:00 WIB

Mengungkap Tokoh-Tokoh Bangsa yang Mesra dengan Israel

Pemukiman Yahudi Israel di Tepi Barat
Foto:
Bendera Israel dikibarkan warga.

Seperti keluarga Musri dan Meyer yang datang dari Irak. Pada masa kolonial, warga Yahudi ada yang mendapat posisi tinggi di pemerintahan, termasuk Gubernur Jenderal AWL Tjandra van Starkemborgh Stachouwer (1936-1942).

Sedangkan, Ali Shatrie (87) menyatakan, kaum Yahudi di Indonesia memiliki persatuan yang kuat. Setiap Sabat (hari suci umat Yahudi), mereka berkumpul bersama di Mangga Besar, yang kala itu merupakan tempat pertemuannya.

Menurut majalah Sabili, dulu Surabaya merupakan kota yang menjadi basis komunitas Yahudi, lengkap dengan sinagogenya yang hingga kini masih berdiri. Sedangkan, menurut Ali Shatrie, mereka umumnya memakai paspor Belanda dan mengaku warga Negeri Kincir Angin.

Dirawikan Abdullah Alatas, ia sempat mengalami saat-saat hari Sabat di mana warga Yahudi sambil bernyanyi membaca kitab Talmut dan Zabur, dua kitab suci mereka. Pada 1957, ketika hubungan antara RI-Belanda putus akibat kasus Irian Barat (Papua), tidak diketahui apakah seluruh warga Yahudi meninggalkan Indonesia. Konon, mereka masih terdapat di Indonesia meski jumlahnya tidak lagi seperti  dulu.

Yang pasti dalam catatan sejarah Yahudi dan jaringan gerakannya, mereka sudah lama menancapkan kukunya di Indonesia. Bahkan, gerakan mereka disinyalir telah memengaruhi sebagian tokoh pendiri negeri ini. Sebuah upaya menaklukkan bangsa Muslim terbesar di dunia (Sabili, 9 Februari 2006).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement