Rabu 28 Sep 2022 17:06 WIB

Film Dokumenter Animal Buka Festival Sinema Prancis

'Animal' merupakan film dokumenter pilihan di Cannes Film Festival 2021.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
'Animal' merupakan film dokumenter pilihan di Cannes Film Festival 2021.
Foto: republika/mardiah
'Animal' merupakan film dokumenter pilihan di Cannes Film Festival 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film dokumenter Animal karya sineas Cyril Dion akan membuka gelaran Festival Sinema Prancis (FSP) besutan Institut Prancis Indonesia (IFI). Acara pembukaan segera berlangsung pada 6 Oktober 2022.

Animal merupakan film dokumenter pilihan di Cannes Film Festival 2021. Tayangan tersebut mengisahkan perjalanan transformatif dua remaja yang memiliki kekhawatiran tentang kepunahan berbagai spesies di dunia.

Baca Juga

Bella dan Vipulan, dua remaja itu, bertemu dengan para ilmuwan dan aktivis di seluruh dunia. Mereka berusaha mencari cara agar manusia bisa hidup berdampingan dengan spesies lain, bukan sebagai "predator".

"Kami membuka FSP dengan Animal, film yang sangat positif, fokus pada perubahan dan inisiatif baik, serta memunculkan harapan," ujar Atase Kebudayaan Prancis IFI, Charlotte Esnou, Selasa (27/9/2022).

Acara pembukaan juga bakal diramaikan dengan "konser untuk tanaman" dari grup musik asal Bandung, Bottlesmoker. Berbagai acara yang dihelat itu sejalan dengan program Institut Prancis Indonesia, "IFI untuk Bumi".

Dengan semangat pelestarian lingkungan, program kerja itu mendukung pembangunan berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. Salah satunya, membangun kesadaran tentang isu lingkungan melalui budaya, termasuk medium film.

Terdapat total 24 tayangan lintas genre yang dihadirkan di FSP, baik secara luring maupun daring lewat platform Mola. Semua film dan tayangan bisa diakses secara gratis oleh khalayak penikmat sinema.

Dengan membawa pesan harapan untuk perubahan di masa depan yang lebih baik, FSP menampilkan film-film yang dapat meningkatkan kesadaran akan berbagai isu dan tantangan utama yang dihadapi masyarakat. Itu adalah perubahan iklim, pelestarian lingkungan, kepunahan massal spesies, serta perjuangan hak asasi manusia dan inklusivitas.

Tidak hanya menonton film, ada berbagai diskusi yang membahas topik-topik menarik di industri perfilman. Ada tema perempuan dalam sinema, scoring film, mengenang kepergian Jean-Luc Godard, dan film dokumenter.

Penanggung Jawab FSP, Anindhita Ayodhya, menyampaikan pula bahwa tema "Generation" yang diusung hendak menjangkau penonton dengan kalangan usia lebih luas. Tahun ini, FSP menghadirkan dua film ramah keluarga.

Dua judul film itu adalah Les 2 Alfred dan Petite Vampire. Selain itu, deretan film lain tidak kalah menarik untuk memuaskan dahaga penikmat film Prancis dan dapat memantik diskusi mengenai sinema.

Disampaikan Anindhita, menonton film sudah menjadi budaya yang sangat kental bagi warga Prancis. FSP hendak mengajak pengunjung festival ikut merasakan kebiasaan itu dan ingin membagikan lebih banyak cerita Prancis melalui film.

"Biasanya sinema Prancis identik dengan "film berat". Kami ingin menunjukkan ada film-film yang bisa diakses orang banyak lebih luas lagi dan bisa dinikmati lintas generasi," kata Anindhita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement