Ahad 06 Dec 2020 00:25 WIB

Jadi Sutradara Terbaik FFI 2020, Ini Harapan Joko Anwar

perlu ada kolaborasi yang sinergis dari semua pihak

Rep: Gumanti Awaliyah / Red: Muhammad Akbar
Sutradara Joko Anwar berpose saat menghadiri acara peluncuran film Gundala di Jakarta, Rabu (28/8).
Foto: Antara
Sutradara Joko Anwar berpose saat menghadiri acara peluncuran film Gundala di Jakarta, Rabu (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Joko Anwar dinobatkan sebagai sutradara terbaik di Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2020. Penghargaan itu didapat untuk film horor keduanya Perempuan Tanah Jahanam.

Joko yang menerima piala itu secara langsung mengungkapkan terima kasih kepada semua kru dan pemeran Perempuan Tanah Jahanam yang telah bekerja keras selama proses produksi.

“Saya mempersembahkan ini untuk semua kru dan para cast yang telah totalitas dan memberikan yang terbaik, partner saya Tia Hasibuan yang telah bekerja sama dengan saya selama belasan tahun,” kata Joko Anwar.

Ia juga menyinggung soal bagaimana industri film di Tanah Air berjaya. Menurut dia, untuk mencapai hal itu perlu ada kolaborasi yang sinergis dari semua pihak, mulai dari pemerintah dengan memberi dukungan kepada para sineas untuk berkarya, para kritikus film dengan memberi masukan dan kritikan membangun, serta para sineas agar mau terus belajar dan bekerja secara totalitas.

“Para penonton atau apresiator juga harus cerdas dan mendukung perfilman tanah air dengan tidak menonton film bajakan,” tegas Joko Anwar.

Ia juga mengapresiasi panitia FFI yang tetap bisa menggelar acara dengan khidmat selama pandemi Covid-19. “Lagi pandemi, tapi aneh acara puncak FFI tahun ini bagus banget. Terima kasih panitia dan pengurus FFI atas kerja keras dan dedikasi kalian," ujarnya.

Film Perempuan Tanah Jahanam bercerita tentang keinginan Maya (Tara Basro) dalam mengungkap misteri keluarganya. Hal itu bermula ketika Maya mengalami permasalahan termasuk dalam pekerjaannya bersama dengan DIni (Marissa Anita). Masalah itu membuatnya ingin rehat sejenak dengan mengunjungi leluhurnya.

Hanya berbekal rasa ingin tahu, Maya tak menyadari bahwa masyarakat sekitar sesungguhnya telah mencarinya dan berencana membunuh dia karena sesuatu hal. Hingga suatu malam, Maya menemukan kenyataan rumit tentang masa lalu dan keluarganya yang membuat dirinya harus berjuang menyelamatkan hidup.

Film ini merupakan film horor kedua yang disutradarai dan ditulis langsung oleh Joko Anwar setelah “Pengabdi Setan” pada 2017. Joko Anwar mengatakan dirinya butuh 10 tahun untuk mematangkan film tersebut. Film ini dirilis pada Oktober 2019 dan ditonton oleh 1.795.068 penonton selama penayangan di Indonesia.

Malam Anugerah Piala Citra FFI 2020 diselenggarakan malam ini, Sabtu (5/12) di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC). Acara ini akan digelar dengan mengedepankan protokol pencegahan Covid-19.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement