Kamis 24 Sep 2020 19:23 WIB

Studi: Pecinta Film Horor Lebih Kebal Mental Hadapi Pandemi

Para peneliti berasal dari The University of Chicago dan Penn State University.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Menonton film horor (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Menonton film horor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut sebuah studi baru, penggemar film horor bisa menghadapi masa pandemi lebih baik dibandingkan pecinta film genre lain.

Studi yang diterbitkan pekan lalu dalam jurnal "Personality and Individual Differences" menemukan bahwa penggemar film horor memiliki tekanan psikologis yang lebih sedikit selama pandemi dibandingkan mereka yang menyukai genre film lain.

"Orang-orang yang lebih sering terlibat dengan fenomena fiksi menakutkan, seperti penggemar horor dan rasa ingin tahu yang berlebihan, menunjukkan ketahanan psikologis yang lebih kuat selama pandemi Covid-19," tulis salah seorang penulis dalam penelitian itu seperti dilansir di CTV News, Kamis (24/9).

Untuk melakukan penelitian, para peneliti dari The University of Chicago, Penn State University, dan Aarhus University meminta 310 peserta di Amerika Serikat (AS) pada akhir April ketika pandemi masih sangat mengkhawatirkan.

Para peneliti membedakan beberapa individu di antara responden berdasarkan jenis kelamin, usia, ekstroversi, kesadaran, stabilitas emosional, keramahan, keterbukaan, dan rasa suka umum terhadap film dan acara televisi. Para peserta kemudian ditanya tentang jenis film dan acara televisi yang mereka sukai dan menggugah emosional mereka, selama pandemi.

Penulis studi menemukan mereka yang mengindikasikan sebagai penggemar horor menunjukkan tingkat stres yang lebih rendah selama pandemi. Penulis utama studi dan kandidat PhD di Department of Comparative Human Development di University of Chicago, Coltan Scrivner, mengatakan orang yang menonton banyak film horor sering merasa takut di lingkungan yang aman.

"Jadi gagasannya adalah mereka dapat melatih rasa kecemasan atau melatih rasa takut, atau mengatasinya, atau bersikap baik-baik saja," ujarnya.

Alhasil ketika sesuatu terjadi dalam hidup mereka yang membuat mereka takut atau membuat mereka cemas, mereka lebih mampu menghadapinya. "Atau mereka akan memiliki lebih cara untuk menghadapinya," kata dia.

Studi itu juga menyebut film horor memungkinkan penontonnya melatih pengaturan emosi dan mengasah strategi untuk menghadapi ketakutan. Selain penggemar film horor, studi juga meneliti mereka yang menggemari film bergenre prepper, yaitu cerita fiksi yang menggambarkan kekacauan yang mungkin terjadi pada dunia nyata, seperti zombi, apokaliptik, dan invasi alien. Penelitian menemukan mereka juga memiliki ketahanan yang lebih besar dalam menghadapai keadaan darurat global.

Mereka yang berada di basis penggemar prepper juga terbukti menunjukkan lebih memiliki kesiapan dalam pandemi Covid-19. Pasalnya mereka belajar dari pengalaman menonton film yang berhubungan dengan pergolakan sosial seperti pada cerita fiksi pemberontakan zombi.

Scrivner tidak terkejut bahwa penggemar film prepper merasa siap untuk hadapi pandemi. "Mereka akan mengatakan hal-hal seperti, 'saya tahu apa yang harus dibeli ketika pandemi dimulai'. Itu tidak mengejutkan mereka seperti yang terjadi pada orang lain," kata dia.

Mengenai apakah orang harus mulai menonton film horor dan film prepper untuk membantu mereka mampu melalui masa pandemi? Scrivner tidak menyebut itu sebagai strategi yang efektif untuk semua orang.

Menurut dia, ada orang-orang yang merasa sangat cemas ketika menonton film horor dan ini tentu ide yang buruk. "Tapi jika kita tidak benar-benar membenci film horor, mungkin mencoba untuk menontonnya sesekali bisa dikatakan sebagai vaksin psikologis tapi itu hanya spekulasi saja," ujar Scrivner.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement